Mohon tunggu...
Ahsani taqwim
Ahsani taqwim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Pascasajana BSH di IPB Univerisity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Sejarah Zoogeorafi Kedatangan Macan Tutul Jawa di Indonesia

2 Mei 2024   12:30 Diperbarui: 2 Mei 2024   13:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Macan tutul jawa atau yang umumnya dikenal sebagai macan kumbang memiliki nama latin Panthera pardus melas merupakan salah satu hewan endemik dari pulau Jawa. Hewan yang memiliki warna kuning tua dengan totol-totol atau hitam diseluruh permukan tubuhnya ini  dapat dijumpai  seluruh Taman Nasional yang ada di Pulau Jawa mulai dari Taman Nasional Ujung kulon hingga Taman Nasional Baluran, selain itu terdapat juga di Pulau Nusa Kambangan dan Pulau Kangean.

            Macan tutul jawa sekarang masuk kedalam hewan yang yang terancam punah (endangered) berdasarkan Red list IUCN tahun 2021 dan termasuk satwa yang dilindungi oleh pemerintah tercantum dalam UU KSDAE No.5 tahun 1990, Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999, dan Peraturan Menteri LHK No. 106 tahun 2018.

            Macan tutul jawa berdasarkan hasil penelitian Johanna LA Paijiman  et al tahun 2018 menunjukkan sejarah dari keberadaan dari macacan tutul di Pulau Jawa. Diperkirakan berjuta-juta tahun yang lalu macan tutul dari Afrika mulai bermigrasi keluar dari Afrika ke asia, dimana hal itu dibuktikan dengan fosil yang ditemukan di daerah Pakistan, namun menurut dari Andreas layu et al tahun 2016 spesies macan tutul yang ada di Jawa ternyata berbeda sekitar 600 ribu tahun dengan macan tutul yang ada di asia, sehingga secara filogenetik berbeda dengan spesies macan tutul yang ada di Sri Langka.

            Macan tutul jawa diperkirakan bermigrasi pada saat periode glasial yang membuat air laut membeku dan menurunnya permukaan air laut sehingga beberapa wilayah di paparan sunda terbuka yang menjadi jembatan migrasi hewan dari daratan utama ke daerah sunda land. Persebaran macan tutul melalu daerah Malaya kemudian melewati Sumatra dan Kalimantan terakhir Jawa.  Namun, perjumpaan fosil di daerah Kalimantan masih di nilai kurang, terutama di Kalimantan bagian selatan yang tidak ditemukan sama sekali bukti fosil disana. Pada wilayah Sumatra tidak ditemukan bukti fosil, menurut Costa et al (2014) bahwa ketebalan tuf toba menunjukan dampak dari letusan gunung Toba 74 ribu tahun yang lalu, sehingga dapat dibayangkan betapa dahsyatnya letusan tersebut yang kemungkinan menjadi penyebab macan tutul yang ada di Sumatra punah.

      Macan tutul yang ada di pulau Jawa teriosolasi setelah periode glasial berakhir ketika permukaan air laut sudah mulai naik kembali akibat mencairnya es, sehingga macan tutul akan mengalami proses spesiasi yang membedakan dirinya dengan nenek moyangnya yang berada di Afrika dan membentuk subspesies baru yang kita jumpai saat ini yaitu Panthera pardus melas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun