Mohon tunggu...
Kang Ahsa
Kang Ahsa Mohon Tunggu... lainnya -

pembaca buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kang Jalal Menjawab Berita Tentang Ijazah, Desertasi dan UIN Makasar

1 November 2013   14:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:43 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam Kang Jalal. Terima kasih atas semua klarifikasinya. Saya dan
rekan-rekan di sini saya yakin tak meragukan sedikit pun integritas
antum. Karena itu, tanggapan saya pun ditujukan kepada Sdr. Morry
yang, seperti saya, sudah muak dan bosan dengan mereka yang mencoba
menjegal antum pribadi.

Namun sekadar menanggapi fakta dan klarifikasi yang antum berikan di
bawah, saya pun merasa ‘ajib’ mengetahui direktur pasca sarjana dapat
ditundukkan oleh tekanan orang awam. Bukankah hal itu menunjukkan
rendahnya nilai dan kualitas dunia pendidikan, khususnya pendidikan
tinggi kita? Menurut saya, Kang, meski saya boleh dan tak bisa ikut
campur (interfere), sudah sepantasnya dia diperkarakan karena
mengkhianati pakem civitas academica. Kedua, aneh bin ajaib pula
tentang penyetaraan (equivalence) itu. Orang normal atau anak-anak
saja tahu bahwa penyetaraan dilakukan buat sesuatu yg levelnya rendah
ke yang levelnya tinggi. Kalau itu tidak aneh ketika kita studi di
Amrik Utara, Oceania dan Europe kita harus menyetarakan credential
kita. Namun sebaliknya, alasan apa yang mengharuskan sebaliknya
dilakukan? Apakah penyetaraan ini untuk membuat kualifikasi dan
kualitas yg tinggi jadi rendah? Kalau ya saya tidak heran dg tindakan
yg dilakukan dir pasca sarjana, karena dia sudah menjatuhkan atau
merendahkan martabat perguruan tinggi dengan menyerah kepada tuntutan
rendah orang-orang murahan. Anyway, Kang. Good luck for the last stage
of your doctoral process. Mudah-mudahan ganjalan itu dapat dihilangkan
dg bantuan promotor antum. Kalau tidak saya akan melihat terjemahan
disertasi antum bermunculan dalam berbagai bahasa, insya Allah.
DARI jawaban di atas, saya kira sudah seharusnya pihak Arrahmah yang
menyebarkan berita harus melakukan cek ulang. Setiap berita yang
keluar harus bisa dipertanggungjawabkan. Kalau sudah tidak akurat dan
tak benar beritanya, saya kira umat Islam yang membaca berita Arrahmah
sudah dibohongi. Saya sarankan untuk belajar kembali etika dan kaidah
jurnalistik.

Dan yang membuat saya tidak mengerti entah akan sampai kapan mereka
mempersoalkan Kang Jalal. Mulai dari soal mazhab sampai pada urusan
desertasi di UIN Makasar pun diributkan.

Tampaknya sudah menjadi bagian dari program sehingga terus hingga
sekarang berjuang untuk menjatuhkan Kang Jalal. Saya kira perlu dibawa
ke meja hijau orang-orang yang doyan fitnah dan mereka yang berupaya
jegal Kang Jalal. (ahsa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun