Momen Isra - Mi'raj yang dalam hal ini terlepas dari perdebatan yang tak akan selesai mengenai apakah Isra' dan Mi'raj tersebut secara fisik dan ruh ataukah hanya ruh saja. Pesisnya peristiwa ini disambut seluruh kaum muslimin dunia dan diperingati setiap tahun dengan beragam cara.Â
Seperti di Turki misalnya, malam Mi'raj diperlakukan sama dengan malam kelahiran Nabi. Masjid-masjid dipenuhi dengan lampu-lampu yang dibungkus ornamen-ornamen kaligrafis yang indah saat dinyalakan, malam menjadi terang benderang.Â
Anak-anak yang lahir malam itu seakan-akan memperoleh berkah. Mereka diberi nama Mi'raj al Din, Mi'raj Muhammad dan lain-lain.
Di Kashmir, India, Isra'-Mi'raj disambut dengan nyanyian rakyat (folklor) yang berisi ucapan selamat datang dan penghormatan kepada Nabi yang selalu dirindui:
Para Malaikat menyambutmu:
"Selamat Datang"
Para penghuni sorga juga menyambutmu;
"Selamat Datang, seratus kali selamat Datang!"
Secara universal para penghuni bumi menyambutnya dengan menyelenggarakan perayaan yang meriah. Seperti halnya Maulid, dalam memperingati Isra'-Mi'raj mereka juga menghadirkan ulama dan penceramah untuk berbicara dan menjelaskan tentang peristiwa Isra'-Mi'raj ditambah dengan kejadian-kejadian yang menyertainya.Â
Sementara para penyair dan para sufi juga menyambut sang pujaan dengan menggubah puisi-puisi indah. Salah seorang mistikus dan sufi besar dari Persia: Farid al-Din Attar, melantunkan gubahan puisi yang memesona sekaligus menggetarkan hati: