Mohon tunggu...
Ahonk bae
Ahonk bae Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Untuk Perdaban

Membaca, Bertanya & Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tarling Dangdut Pantura dan RUU Permusikan

4 Februari 2019   16:18 Diperbarui: 6 Februari 2019   20:08 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar lagi adanya RUU Permusikan yang sontak membaut para pelaku musik hingga penikmatnya geram dengan adanya hal tersebut, setidaknya kita bisa melihat apa yang sedang terjadi dengan degan bangsa ini. Mulai dari penggiringan terhadap strukturalisasi hingga pemojokan terhadap ekistensi dari sebuah karya.

Meskipun bukan dengan serta-merta dengan adanya RUU tersebut blantika musik Indonesia menjadi lebih baik, sebailiknya, ia malah makin terpuruk.

Menyoal musik indie dan musik-musik yang sarat akan sub-kulturnya menjadikan pengkerdilan jika RUU tersebut di sahkan nantinya.

Kemudian bangaimana dengan musik yang dalam pengolahannya bertabrakan dengan poin-Poin dalam RUU Permusikan tersebut, seperti dangdut?

Dalam Koalisi Nasional pada 3 Februari 2019 memunculkan adanya bebrapa poin penting yang memang harus dijadikan pertimbangan bagi pemangku kebijakan (carte blanche); Pasal Karet, Meminggirkan musik independen dan berpihak pada industri besar, Memaksakan Kehendak dan Memuat informasi umum dan mengatur hal yang tidak perlu.

Dari keempat poin bantahan tersebut sudah sepatutnya pelaku musik seperti dangdut pun juga ikut menyuarakan penolakan atas RUU tersebut.

Sebab jika nantinya RUU tersebut telah dijadikan sebagai Undang-Undang, maka bisa dipastikan nuansa musik, terutama dangdut akan kehilangan esensinya.

Sebab dengan poin-poin yang terdapat dalam RUU Permusikan sudah barang tentu bertabrakan dengan apa yang biasa kita rasakan pada musik dangdut pada umumnya.

Lagi, musik Pantura atau mafhum dengan apa yang biasa di lafalkan dengan kata tarling, yang juga di dalam tersebut kaya akan nuansa budaya, selain memuat kritik sosial dalam kajian fenomenologinya, juga merepresentasi apa yang sedng terjadi dalam wilayah demografis pantura tersebut.

Kekuatan yang terdapat pada lirik dan saat ini merambah komposer musiknya menjadikan tarling terlalu naif jika tidak membicarakan segudang persoalan yang sedang di hadapi.

Musik Tarling bukan melulu soal kawin-cerai, akantetapi ia juga menyuarakan persoalan sosial seperti kenakalan remaja hingga apa yang belum tersentuh oleh musik mainstream lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun