Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan regulasi dan standar yang jelas terkait kekerasan di lingkungan sekolah. Program penguatan kapasitas guru, serta disiplin yang didasarkan pada pendekatan psikologis dan pedagogis, harus menjadi prioritas.
Pentingnya Pendidikan Karakter dan Pendekatan Humanis
Kasus Sitaro ini menyoroti urgensi penerapan pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan tidak hanya soal prestasi akademis, tetapi juga tentang membentuk siswa menjadi individu yang beretika, berperilaku baik, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Guru dan kepala sekolah harus menjadi contoh teladan bagi siswa, bukan menjadi sumber ketakutan.
Pendidikan dengan pendekatan humanis, yang mengedepankan dialog, empati, dan penghargaan terhadap siswa, perlu diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang positif, tetapi juga membentuk generasi masa depan yang lebih berkualitas, baik secara intelektual maupun moral.
Penutup: Refleksi Bagi Pendidikan Indonesia
Kasus ini bukan sekadar tentang perilaku tidak pantas dari seorang kepala sekolah, tetapi juga menunjukkan tantangan yang masih dihadapi oleh sistem pendidikan kita. Dunia pendidikan harus belajar dari insiden ini agar kekerasan dalam bentuk apa pun tidak lagi menjadi bagian dari narasi pendidikan di Indonesia.
Dengan memastikan bahwa sekolah tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa, kita akan semakin dekat pada cita-cita pendidikan yang memanusiakan manusia. Hanya dengan begitu kita bisa membentuk generasi penerus yang unggul, baik secara akademis maupun karakter.