Mohon tunggu...
Ahnaf Rajendra
Ahnaf Rajendra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Sampingan

Isinya Random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Istilah Sasimo di Kalangan Anak Muda

10 Juli 2024   19:38 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Logos Indonesia

Zaman semaking berkembang seiring berjalannya waktu. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada dalam satu aspek kehidupan ini, melainkan keseluruhan aspek yang saling berkaitan eratnya, akan saling mempengaruhi dalam perkembangan zaman ini. Contohnya saja dalam jarak sepuluh tahun saja, telepon genggam sudah berubah sangat drastis, dari yang dulu hanya bisa digunakan untuk menelpon dan mengirim sms, kini kita sudah dapat melakukan apapun hanya dengan telepon genggam, mulai dari belanja, bermain game, menulis makalah, dan lain-lain. Disamping perkembangan telepon genggam, penggunaan bahasa sehari-hari tentunya juga berkembang jauh sangat pesat dibanding zaman dahulu, mulai dari penggunaan bahasa yang semakin jauh dari letak penggunaan asalnya, sampai muncul istilah-istilah baru, bisa dalam bentuk singkatan, atau kosa kata baru untuk menujukan kepada sesuatu benda, atau pun pekerjaan. Salah satu istilah baru dikalangan anak muda zaman sekarang ini adalah "Sasimo".

Mungkin untuk para orang tua, istilah ini sangat asing, bahkan mereka akan bertanya "Apa maksud dari sasimo?". Sasimo sendiri merupakan singkatan dari "Sana sini mau" yang huruf u nya berubah menjadi o karena logat anak zaman sekarang yang semakin tidak jelas. Sasimo sendiri merujuk pada fenomena sosial yang sudah sangat sering terjadi di masyarakat sosial, tanpa adanya sasimo, permasalahan sosial tidak akan serumit ini. Istilah ini merujuk pada seseorang yang tidak cukup dengan satu pasangan, sehingga dia mencampakan pasangannya dan menjalin hubungan asmara dengan banyak orang, terkhusus orang yang tertarik dengannya, untuk kepuasan pribadinya semata. Biasanya pelaku utamanya adalah perempuan yang sadar bahwa dirinya banyak disukai oleh lawan jenis, sehingga memanfaatkannya dengan seolah-olah dia juga memiliki ketertarikan dengan mereka yang menyukainya ini.

Motif dari sasimo itu sendiri beragam, tidak dipungkiri mereka memiliki banyak alasan mengapa mereka melakukan hal demikian. Ada yang menyebutkan bahwa dirinya saat kecil tidak mendapatkan kasih sayang ayahnya, sehingga dia mencari kasih sayang dari orang lain, yang dapat menggantikan peran ayahnya. Ada yang memiliki trauma oleh mantan kekasihnya, dikarenakan dia telah dicampakkan olehnya, kendati dia telah setia padanya. Ada yang menjadi sasimo hanya karena ingin meraup keuntungan dari semua laki-laki yang menjadi mainannya itu, sehingga dia mendapat banyak pemberian dari para lelaki malang ini, baik itu material, ataupun non material, yang pasti menjadi sasimo bukanlah hal yang dibenarkan dalam kehidupan bersosial.

Adapun dampak dari sasimo ini beragam, pertama dampak bagi pelaku sasimo itu sendiri, dan dampak bagi korbannya. Dampak untuk pelaku itu sendiri yaitu, akan mendapatkan sanksi sosial, berupa dicaci maki, dijauhi, dianiaya, bahkan tidak jarang mereka akan dibunuh jika korbannya sudah merasa sangat sakit hati. Dampak lainnya adalah rentan terkena penyakit HIV jika sasimo ini sampai berhubungan intim dengan setiap laki-laki yang menjalin kedekatan dengannya, hal ini tentu telah dicela, baik itu dalam agama, ataupun norma sosial. Dan dampak bagi korban dari sasimo itu sendiri yang pasti akan memunculkan perasaan sakit hati, bagi mereka yang tulus mencintai perempuan yang sasimo ini, selain itu tidak jarang juga korban trauma karena dia telah mencintai orang yang salah, mencintai orang yang ternyata menjalin kedekatan dengan banyak lelaki selain dirinya. Yang pasti sasimo adalah hama dan sampah masyarakat yang harus dibasmi karena dampaknya yang dapat dirasakan banyak orang, bukan menjadi masalah jika dampaknya hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan.

Sebenarnya, sasimo sendiri sudah ada sejak zaman dahulu kala, tetapi pada masa lalu, belum muncul istilah ini untuk orang yang menjalin hubungan asmara dengan banyak orang, tetapi istilah ini baru muncul pada zaman modern hari ini, yang merujuk pada seseorang yang tidak cukup dengan satu pasangan, dan mempermainkan banyak lawan jenis yang memiliki ketertarikan padanya.

Disampin istilah gaul yang tadi kita bahas, akan ada jutaan istilah dan ungkapan baru yang akan tercipta seiring perkembangan zaman, tugas kita sebagai manusia yang beradab adalah harus pintar memilih mana yang positif dan mana yang negatif, yang pasti isitilah yang kini kita kulik merupakan representasi kegiatan yang sangat- sangat negatif, karena penulis sendiri sudah khatam berurusan dengan sasimo. Dimanapun kita berada, apapun keadaannya, sayangi diri kita terlebih dahulu, dan jika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, pastikan orang itu adalah orang yang dapat menjadi mentari dibalik gelapnya kehidupan kita, bukan orang yang akan menjadi penghancur diri kita yang sudah hancur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun