Assalamualaikum, bagaimana kabar kompasianer hari ini, semoga selalu diberi kesehatan oleh tuhan dan dilindungi dari pandemi corona yang sedang melanda negeri kita ini.
Akibat peristiwa Covid-19 ini, banyak sekali sekolah dan kantor yang diliburkan. Termasuk tempat dimana saya menuntut ilmu, yaitu pondok pesantren.
Karena pondok pesantren tempat saya belajar diliburkan, saya ingin membagi pengalaman kepada kompasianer. Tentang bagaimana kehidupan di pondok pesantren itu?.
Mengapa sih, banyak anak-anak yang betah tinggal di pondok pesantren yang dua puluh empat jam tinggal di sana, berikut ini saya akan menjelaskannya kepada kompasianer.
------------------
Mulai dari pagi hari di pondok pesantren, kita  dibangunkan oleh Ustadz atau mudabbir, yang bertugas membangunkan santri untuk melaksanakan sholat tahajud.
Bagi kompasianer yang belum tahu apa sih mudabbir. Mudabbir adalah santri yang sudah diamanahi tugas oleh pihak pondok untuk mengurus para santri dikesehariannya.
Misalkan jam masuk sekolah, kelengkapan atribut seragam, ketertiban sholat lima waktu, dan lain-lain. Biasanya, mudabbir ini ditempati oleh santri yang sudah senior dan sudah lama menjadi santri.
Setelah sholat tahajud, selang beberapa waktu kita akan mendengar lantunan adzan subuh yang dikumandangkan oleh muadzin.
Ngomong-ngomong soal muadzin, di pondok saya nyantri, bebas siapa saja berminat menjadi muadzin dan tidak ada paksaan.
Selesai sholat subuh, para santri langsung masuk ke kelasnya masing-masing, biasanya kegiatan setelah subuh diisi dengan ngaji kitab kuning.
Dan selesainya pada jam setengah tujuh pagi. Selepas kegiatan ngaji kitab kuning, santri diberi waktu untuk istirahat, makan, dan mandi bersiap-siap untuk sekolah di jam tujuh pagi.
Tepat jam tujuh pagi, santri diwajibkan berkumpul di masjid untuk membaca nadhoman sebelum masuk sekolah. Kemudian ada arahan-arahan singkat dari para asatidz. Kalau kompasianer bertanya, apa bedanya ustadz dan asatidz. Â Keduanya itu sama saja, yang membedakan hanya bentuk kalimatnya saja. Kalau ustadz itu berarti satu orang/mufrod. Sementara kalau asatidz berarti ustadz-ustadz/jama' dari ustadz.
Setelah masuk sekolah, maka kegiatan belajar-mengajar(KBM)akan berjalan seperti biasanya. Selain ilmu agama, santri juga dididik ilmu pengetahuan umum.
Dengan kegiatan ini, kesempatan santri untuk belajar  IPA, IPS, MTK dan ilmu umum lainnya. Kegiatan belajar-mengajar berlangsung sampai jam dua belas siang.
Setelah pulang sekolah, para santri langsung menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah diimami oleh salah satu Ustadz. Biasanya saat sholat dzuhur, tempat dimana rasa capek dan lelah bercampur aduk karena efek belajar saat di sekolah.
Usai sholat dzuhur, santri langsung membaca Al-qur'an bersama-sama di masjid, surat yang dibaca biasanya surat pilihan.
Seusai membaca Al-qur'an, santri dikumpulkan perkelas di dalam masjid, biasanya untuk sesi pengunguman dari pengurus dan sesi penghukuman bagi santri yang melanggar peraturan.
Kegiatan dzuhur telah tuntas, santri diberi waktu makan dan istirahat sampai adzan ashar berkumandang.
Inilah kegiatan saya setengah hari di pondok.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H