konstruksi bangunan masjidÂ
Masjid-masjid tradisional zaman dahulu biasanya memakai bahan bangunan lokal yang sesuai dengan kebiasaan setempat titik misalnya dinding dari anyaman bambu coma tiang-tiangnya yang terdiri dari kayu serta bagian dari papan (kayu) Atau serpihan bambu yang dilebarkan. lantai yang terdiri dari bahan kayu dan bambu tersebut ada hubungannya dengan bentuk masjid berkolong suatu corak yang umum terdapat pada arsitektur tradisional.Â
Perkembangan Pemugaran dan Renovasi Masjid Agung Baitussalam PurwokertoÂ
Menurut Bapak Noor Asyik Wakil Ketua Takmir dan Sekretariat Yayasan Agung Baitussalam bahwa pada tahun 1970 Masjid Agung Baitussalam mengalami rehab fisik, yaitu pembangunan serambi masjid yang dilakukan oleh Pemda dan masyarakat yang diresmikan oleh Bupati Soekarno Agung dan ketua BKM KH. Pada tahun 1994 Majid Agung Baitussalam mengalami rehab fisik kedua yaitu pembangunan total dengan arsitektur bangunan masjid sekarang dengan dua buah kubah besar yang sebelag barat berbahan stainless dan yang sebelah timur itu berbahan beton dan semen yang berwarna hijau dan Menara yang ada dua sekarang menjadi satu dengan bentuk yang lebih ramping dan lebih tinggi serta melakukan perluasan masjid. Pada pemerintahan bupati selanjutnya perhatian Pemda sangat kurang hanya pembangunan paving halaman dan pengecatan jelang peringatan Nuzulul Qur'an Nasional.
Benda-Benda Perlengkapan MasjidÂ
 Masjid Baitussalam Purwokerto memiliki benda -benda perlengkapan atua bagian-bagian dari masjid yaitu:Â
1. MihrabÂ
   Mihrab merupakan sebuah ceruk atua ruang relatif kecil masuk ke dalam dinding sebagai tanda arah kiblat yaitu ke arah ka'bah di MekkahÂ
2. MimbarÂ
    Mimbar yang berarti kursi singgasana tahta umumnya. terbuat dari kayu yang dihias atau diukir tinggi menduduknya melalui beberapa anak tangga. Mimbar digunakan tampat berkhotbah atua ceramah sebelum dilakukan shalat jum'at