Mohon tunggu...
Ahmidal yauzar
Ahmidal yauzar Mohon Tunggu... Freelancer - Who?

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perempuan-Perempuan Pangkalan Susu Berjuang Menyuarakan Penghentian PLTU dan Ajak Komitmen Calon Presiden Atasi Krisis Iklim

8 November 2023   06:04 Diperbarui: 8 November 2023   07:05 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Perempuan Pangkalan Susu saat berunjuk rasa di Titik Nol Kota Medan/foto: Ahmidal Yauzar)

Fatona (51) warga desa Pintu Air, Kecamatan  Pangkalan Susu, dalam orasinya menerangkan, jika kondisi tempat tinggalnya kini bak seperti neraka yang mengancam akan kesehatan dan ekonomi penghidupannya.

Profesinya sebagai petani sawah dan sang suami peternak tambak udang mati arang, sebab, hasilnya tidak lagi menguntungkan melainkan sebaliknya merugi.

"Sejak beroperasi PLTU di Pangkalan Susu hasil panen sawah dan tambaknya berkurang, ekonomi kami kian sulit. Tambak itu biasanya dalam kurun waktu 2 sampai 3 bulan panen menghasilkan ratusan kilogram udang, namun sekarang hanya 20 kilogram," keluhnya.

"Kekmana ya, saya juga petani kebun, selain padi juga tanam cabai. Cuma dari hasil panen cabai itu dulunya bisa dipetik menghasilkan dalam seminggu minimal seminggu sekali bisa memenuhi kebutuhan belanja rumah saya. Sekarang ini, kondisinya antara hidup dan mati, daunnya rontok. Kalau padi itu lebih gampang tumbang," ucap Ibu Fatona menceritakannya lagi.

Merujuk peristiwa itu, dari hasil riset yang dijelaskan Yayasan Srikandi Lestari menunjukkan bahwa fenomena itu disebut hujan asam yang memberikan dampak buruk pada lahan pertanian termasuk lahan tambak.

Tiga Kandidat Capres Minim Membahas Krisis Iklim

Direktur Yayasan Srikandi Lestari, Mimi Surbakti menyebutkan bahwa 3 kandidat calon presiden pada pemilu 2024 saat ini masih minim membicarakan isu krisis iklim.

Padahal, isu krisis iklim merupakan isu global yang harusnya menjadi wacana bagi ketiga calon presiden apabila ingin berkuasa di Indonesia.

" Para calon pemimpin ini harusnya menghentikan pola pemimpin lama yang kecanduan batubara  dan harus memulai mengurangi emisi dari PLTU batubara ya g telah terbukti merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan warga sekitar beroperasinya PLTU batubara," ujarnya.

"Pemimpin Indonesia yang baru harus fokus pada pembangunan pembangkitan energi yang adil dan berkelanjutan. Energi yang mensejahterahkan dan tidak lagi meracuni anak-anak," kata Mimi Surbakti.

Pada aksi Power Up ini, selain membentang spanduk penolakan, poster, juga dilakukan aksi pembagian bola-bola tanah bibit tanaman hias mulai dari bunga tekang, gambas dan cabai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun