Tentu saja penyakit setiap individu sangat unik. Ada beberapa contoh orang-orang yang produktif dan tetap aktid beraktifitas lebih dari dua dekade setelah didiagnosis penyakit ALS.
Berdasarkan statistik umur penderita bertahan dalam jangka waktu hidup rata-rata tiga sampai lima tahun setelah didiagnosis, mungkin saja bisa lebih lama karena perubahan dalam perawatan suportif dan teknologi - terutama untuk bernafas dan gizi - dapat membantu memperpanjang harapan hidup penderita ALS.
Apa yang bisa dilakukan tentang ALS?
Intervensi medis dan teknologi membantu menaikan kualitas harapan hidup orang dengan ALS, dengan membantu pernapasan, gizi, mobilitas dan komunikasi. Manajemen yang tepat dari gejala, dan penggunaan proaktif intervensi medis dan peralatan, dapat membuat perkembangan positif dalam sehari-hari hidup penderita, dan berpotensi memperpanjang harapan hidup. The riluzole obat (nama merek Rilutek) disetujui FDA telah terbukti sedikit meningkatkan harapan hidup.
Bagaimana status penelitian ALS?
Sejumlah strategi dan pendekatan sedang diuji di seluruh dunia, baik di laboratorium dan dalam uji klinis manusia. Program ilmu dasar MDA (Muscular Dystrophy Association) Â ini terus mengadakan penelitian baru untuk memahami penyebab yang mendasari ALS, dengan fokus pada terapi perawatan kesehatan.
Pada 2012, penelitian intensif sedang dilakukan pada faktor genetik di ALS, peran sistem kekebalan tubuh dalam ALS, dan peran sel selain sel-sel saraf dalam penyakit ini. Selain itu, banyak obat-obatan dan perawatan lain sedang diuji untuk manfaat potensial penderita ALS.
Sumber :Â http://www.ahmedridho.com/2014/08/penyakit-als-amyotrophic-lateral.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H