Mohon tunggu...
Ahmed Fardan Azzaky
Ahmed Fardan Azzaky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Airlangga University Bahasa dan Sastra Jepang

Halo saya Ahmed Fardan Azzaky, saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga prodi Bahasa dan Sastra Jepang. Dulu lulusan dari SMKN 12 Surabaya jurusan Produksi Film. Saya memiliki minat terhadap isu tentang Kesetaraan Gender,Kesenjangan sosial,Orientasi seksual, Kebudayaan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Unair Lawan Stigma Negatif HIV/AIDS Lewat Film

10 Januari 2025   11:33 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Screening Film

Isu diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan isu yang harus kita luruskan. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengerti bagaimana penularan HIV/AIDS itu sendiri. Kebanyakan dari mereka menghindari hingga melakukan diskriminasi terhadap ODHA. Selain itu, Kementrian Kesehatan di Indonesia mencatat, bahwa penderita HIV di Indonesia sendiri per triwulan 1 tahum 2023 mencapai 13.279. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2023, 3)

Karena itulah sekelompok mahasiswa baru Universitas Airlangga membuat suatu proyek yang diharapkan mampu untuk berkontribusi dalam meluruskan stigma negatif yang ada dan juga diharapkan mampu mengurangi penderita HIV/AIDS yang ada. Mereka mengemas edukasi tersebut dalam bentuk media audio visual, berupa film. Film merupakan media yang paling tepat dalam menyampaikan informasi sekaligus sebagai tuntunan untuk menyadarkan masyarakat. (Aldo, Salman, & Salsa, 2023)

Sebelum mereka membuat film, tentunya mereka juga telah melakukan riset terkait HIV/AIDS itu sendiri. Mereka telah melakukan wawancara dengan seorang dokter bernama Diah Puspita Rini. Beliau mengatakan, "Selain hubungan seks, HIV dapat ditularkan melalui suntikan jarum yang kotor dan juga dapat melalui asi ibu kepada anaknya."

Selain melakukan wawancara kepada dokter, mereka juga telah melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa baru Universitas Airlangga. Wawancara ini untuk mendapatkan informasi bagaimana pandangan mahasiswa Universitas Airlangga terhadap ODHA. Dan juga untuk mengetahui seberapa paham mereka terkait penyakit HIV/AIDS. Mereka telah melakukan wawancara kepada mahasiswa baru Universitas Airlangga kurang lebih 10 responden. Dan jawaban dari masing-masing responden berbeda-beda. Ada yang memilih untuk menjahui orang dengan HIV/AIDS dan ada responden yang mengatakan sebaliknya.

Salah satu responden mereka bernama Dimas, mengatakan bahwa dia akan tetap memberikan dukungan kepada orang dengan HIV/AIDS dan tidak akan menghindari mereka dan juga jika orang dengan HIV/AIDS merupakan kerabat atau orang dekatnya, Dimas bahkan akan selalu mengingatkan mereka untuk terus tetap beraktifitas. Setelah informasi terkait HIV/AIDS mereka dapatkan, mereka akhirnya membuat Kesimpulan bahwa, orang dengan HIV/AIDS tidak seharusnya kita hindari, dan mayoritas responden yang lebih memilih untuk menghindari orang dengan HIV/AIDS karena para responden tersebut tidak mengetahui secara rinci dan tepat terkait cara penularan HIV/AIDS itu sendiri.

Karena itulah sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga ini membuat sebuah film yang menceritakan perjalanan seorang dengan HIV/AIDS yang selain harus melawan HIV/AIDS itu sendiri, dia juga harus melawan stigma negative masyarakat sekitarnya. Mereka meragakan ketika orang dengan HIV/AIDS ini dirundung dan dijauhi oleh masyarakat sekitar. Dan juga mereka memberikan edukasi berupa cara penularan HIV/AIDS yang tepat. Setelah proses shooting dan editing selesai dilaksanakan. Akhirnya mereka mengadakan screening ke beberapa kelas. Awalnya mereka menayangkan di kelas mereka sendiri. Film mereka mendapatkan apresiasi yang cukup bagus oleh para responden dan para dosen yang mengajar mereka. Mereka melanjutkan screening di beberapa kelas lain, dan mereka juga membuat akun media sosial berupa Instagram untuk mempromosikan proyek mereka.

 Sebelum screening dilaksanakan mereka akan memberikan pre-test kepada responden untuk mengukur pemahaman awal responden terhadap HIV/AIDS. Setelah film ditayangkan, mereka akan memberikan post-test untuk responden dan melihat pengaruh film mereka terhadap pemahaman responden. Setelah 100 responden telah menjawab pre-test dan post-test mereka menghitung persentase keberhasilan proyek mereka. Lalu mereka mengatakan bahwa indikator keberhasilan mereka adalah mahasiswa diharapkan menjawab minimal 70% atau 4 dari 5 pertanyaan dengan benar. Dan dari hasil pre-test mereka menunjukkan, terdapat 4 mahasiswa dengan nilai 0, 21 mahasiswa dengan nilai 20, 44 mahasiswa dengan nilai 40, 17 mahasiswa dengan nilai 60, 12 mahasiswa dengan nilai 80 dan 2 mahasiswa dengan nilai 100. Nilai rata-rata pre-test yang diperoleh adalah 43,6 dari 100.

Untuk hasil post-test mereka menunjukkan, terdapat 4 mahsiswa dengan nilai 60, 15 mahasiswa dengan nilai 80 dan 71 mahasiswa dengan nilai 100. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 85,4 dari 100. Berdasarkan data yang telah mereka ambil dan kelola menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan ketika mereka telah menunjukkan film edukasi mereka. Dan karena hal itu menandakan bahwa program yang dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai HIV/AIDS dan berhasil mengurangi stigma terhadap ODHA sesuai tujuan program.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun