Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Meraih Impian Menjadi Penulis Bersama BCA

29 Mei 2012   06:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebebasan Finansial Mengandaikan Saya Sudah Mempunyai Kejelasan Panduan Dalam Peta Dan Rencana Keuangan

Berbagi Cerita bersama BCA


[caption id="attachment_184256" align="aligncenter" width="633" caption="Sumber: bca.co.id"][/caption]

Masa depan. Kata kunci yang terlintas pertama kali ketika disuruh memikirkan rencana masa depan, adalah "keruwetan." Ya itulah kalau saya mengimajinasikan masa depan menjadi suatu pertanyaan: Apa yang terjadi pada diri saya pada masa depan? Ruwet di sini berarti seakan ada benang kusut harapan dan ketakutan saling bertautan tak jelas. Semisal bila saya memikirkan suatu impian di masa depan, menjadi wirausahawan yang sukses. Tak lama benang ketakutan akan membelit impian itu berupa pertanyaan mengerikan: Apa saja modal yang saya punyai untuk menjadi wirausahawan sukses? Buat saya itu pertanyaan yang mengerikan sebab kondisi saat ini saya merasa belum cukup mempunyai modal ke arah wirausahawan sukses.

Lebih jauh kalau saya pikirkan, modal itu mempunyai beberapa macam. Yakni modal finansial, modal sosial, modal psikologi dan modal spiritual. Setidaknya empat macam modal itu yang pernah saya baca. Modal finansial tentu merujuk pada uang sebagai kata kunci. Modal sosial mereferensikan adanya suatu jaringan sosial. Modal psikologi mencerminkan adanya kesiapan mental berwirausaha. Sedankan modal spiritual mendeskripsikan adanya kekuatan doa untuk menopang proses ke arah wirausahawan sukses.

Lalu kira-kira modal apa saja yang saya sedang usahakan saat ini? Ya saya pikir saya sedang berusaha mendapakan semua modal tersebut karena belum ada kemapanan modal dalam diri saya sendiri. Sebagai suatu benih mungkin ada beberapa modal yang sedang bertumbuh di kondisi saya saat ini. Seperti modal spiritual misalnya. Secara tak sadar ternyata sedari kecil saya diajarkan bagaimana caranya berdoa dalam bentuk ibadah. Kalau untuk modal psikologi, suatu kebetulan yang luar biasa di era tahun 2000 sampai saat ini, saya berkesempatan melihat "suatu gelombang motivasi" yang diantaranya mengajarkan kesiapan mental. Maksud saya suatu gelombang motivasi itu mengandaikan adanya era "bagaimana mengajarkan psikologi secara praktis dan populer melalui media buku, radio serta media komunikasi lainnya."

Tidak hanya diajarkan melalui berbagai media komunikasi, "suatu gelombang motivasi" juga membawa berkah untuk melahirkan para motivator, trainer, praktisi serta teladan lainnya yang mengajarkan bagaimana cara sukses. Ada diantaranya yang saya dapatkan pengajaran itu, baik melalui berbagai media komunikasi maupun langsung dari teladan orang-orang yang sudah terlebih dahulu sukses. Sederhananya yang saya dapatkan adalah, ternyata kesiapan mental perlu disiapkan secara matang karena ia merupakan salah-satu bahan bakar kesuksesan.

Kebebasan Finansial

Bagaimana dengan benih modal sosial dan modal finansial? Lama saya memikirkan jawaban untuk pertanyaan reflektif ini. Membicarakan modal sosial yang ada di diri saya berarti harus mengoperasionalkan terlebih dahulu definisi "wirausahawan sukses" untuk diri saya pribadi. Tidak tertutup kemungkinan definisi operasional tersebut mau tak mau juga terkait dengan benih modal sosial serta modal finansial saya. Ya agar saya tahu saya saat ini berada di lingkungan sosial yang tepatkah atau mau diarahkan kemana modal finansial saya.

Menurut saya, wirausahawan sukses merujuk pada suatu impian dimana saya menjadi penulis terkenal yang menghasilkan berbagai buku Best-Seller. Amiin. Lalu pertanyaan selanjutya adalah: Sudahkah saya memiliki benih jaringan sosial yang merujuk pada pertemanan dengan para penulis? Lagi-lagi saya beruntung hidup di era dimana dunia maya hadir. Kehadiran dunia maya membawa berkah untuk diri saya berteman dengan sebagian penulis di media sosialnya. Di berbagai media sosial maya inilah saya harus terus menambah pertemanan dengan para penulis lain serta memeliharanya dengan menjaga hubungan baik. Maksud menjaga hubungan baik adalah saling berbagi ilmu kepenulisan misalnya atau yang lainnya seperti membeli buku yang ditulis oleh teman dunia maya.

Nah kalau membicarakan modal finansial, ada problema lain yang menjadi jembatan menuju pertanyaan: Mau diarahkan kemana modal finansial saya? Yakni, darimana saya mendapatkan pertama kali modal finansial untuk membangun pondasi menjadi penulis? Kata kuncinya adalah berusaha. Dan Alhamdulillah saya sedang mengeja kata kunci itu (baca: berupaya). Caranya dengan mengikuti berbagai kompetisi kepenulisan. Selain sebagai uji kemampuan dalam bidang kepenulisan, mengikuti segala lomba kepenulisan bertujuan ya itu tadi mengumpulkan modal finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun