Mohon tunggu...
Ahmad Zainudin
Ahmad Zainudin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tempat diskusi paling bebas dan aman adalah ruang kelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Argument: Mengenali Macam-macam Sesat Berpikir (Logical Fallacy)

4 Januari 2020   16:01 Diperbarui: 4 Januari 2020   16:02 4907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Appeal to emotion, ketika seseorang menggunakan bahasa berdasarkan emosi/ekspresi mencoba untuk mempengaruhi seseorang. Seperti contoh:

  • X : Saya layak untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk mengumpulkan tugas tersebut. Minggu ini sangat sibuk bagiku. Saya selalu telat untuk latihan sepakbola, banyak tugas di pelajaran lain, dan saya baru saja putus.

Argument ini dibuat untuk mengklaim bahwa minggu ini apa yang dialaminya tidak sesuai rencana, dan menganggap hal tersebut tidak adil.

7. Appeal to belief, dimana sesorang menyampaikan argumen berdasarkan suatu kepercayaan yang diyakini bukan berdasarkan logika rasional untuk memberikan atau menyanggah suatu argumen.

  • X: Jangan memotong kuku di malam hari karena bisa menghilangkan rezeki besok, atau
  • X: Jangan duduk di depan pintu, bisa mendatangkan bencana.

Dua contoh argumen di atas adalah argumen yang dilandaskan kepercayaan zaman dulu. Bisa jadi sebenarnya, orang dilarang memotong kuku malam hari karena alasan zaman dulu belum ada penerangan yang memadai. Begitu juga duduk di depan pintu, ini bisa jadi benar mendatangkan bencana karena mengganggu orang untuk keluar-masuk melalui pintu. LOL.

Negara kita yang sangat mengentalkan aspek belief, seseorang bisa menghasilkan Logical Fallacy dalam dialog sehari-hari.

  • X: Kenapa kamu hobi liburan bukannya itu menghamburkan uang? Lebih baik ditabung karna kamu mau nikah tahun ini.
  • Y: Tidak perlu takut rezeki sudah ada yang ngatur.

Benar saya pribadi pun setuju rezeki sudah diatur oleh Tuhan, tapi alangkah rasionalnya jika Y menyanggah pernyataan X dengan memberi penjelasan logis seperti, "Saya sudah menyisihkan uang untuk liburan dan nikah. Jadi semuanya sudah dipersiapkan. Saya juga butuh dong reward untuk menyegarkan pikiran sebelum pernikahan".

8. False Dichotomy, ketika kita menganggap suatu argumen hanya ada dua pilihan alternatif kalau tidak baik ya buruk, atau kalau tidak A ya B, X atau Y. Meskipun sebetulnya masih banyak pilihan alternatif.

  • X: Silahkan duduk, kamu mau minum kopi atau susu?

Percakapan diatas merupakan False dichotomy bisa saja orang yang ditanya tidak ingin minum keduanya kopi dan susu, melainkan ingin minum jus. Hal lain, percakapan antara ibu dan anak dimana ibu meminta anaknya terhadap 2 pilihan:

  • X: Waktunya tidur.
  • Y: Bu, bisakah saya begadang atau menonton film dulu?
  • X: Sekarang kamu pilih mau tidur atau bangun sebentar selama 30 menit untuk membaca buku?
  • Y: Ini tidak adil!

Terakhir pernyataan horor false dichotomy dalam sebuah hubungan jika kekasihmu sedang marah cemburu dan bilang, "Kamu pilih dia atau aku??" Jawab saja, "Saya pilih keduanya."

Nah diatas merupakan beberapa Logical Fallacy yang banyak digunakan di masyarakat. Semoga kita lebih dapat berpikir secara logis dalam beragurmen dan mengenali Logical Fallacy dari argumen seseorang yang berusaha menipu kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun