Merancang kurikulum yang secara eksplisit mencakup pembelajaran nilai-nilai Pancasila. Setiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler harus diformat sedemikian rupa sehingga mencerminkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, keadilan, persatuan, demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa.
2.Pendidikan Holistik.
Mengimplementasikan pendidikan karakter secara menyeluruh, melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membentuk individu yang bertanggung jawab dan beretika. Hal ini dapat dicapai dengan kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
3.Model Peran yang Menginspirasi.
Melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, guru, dan orang tua sebagai model peran yang secara konsisten menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. Contoh nyata dari orang dewasa yang menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila dapat membantu anak-anak membentuk pemahaman yang lebih mendalam.
4.Evaluasi Berbasis Karakter.
Sistem evaluasi yang mencakup perkembangan karakter anak-anak perlu diterapkan. Evaluasi ini seharusnya tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada kemajuan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
5.Pelatihan dan Pembekalan.
Memberikan pelatihan dan pembekalan kepada guru dan tenaga pendidik tentang nilai-nilai Pancasila serta cara menerapkannya dalam pembelajaran. Ini dapat dilakukan oleh ahli atau pengajar yang berkompeten dalam bidang ini.
6.Kolaborasi Antara Komponen Pendidikan.
Melibatkan seluruh komponen pendidikan seperti guru, orang tua, dan masyarakat dalam memantapkan penerapan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dicapai dengan menjalin kolaborasi dan pertemuan reguler.