Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada kegaiatan coaching kita memfasilitasi kebutuhan coachee untuk memenemukan Solusi dari permasalahan yang dihadapinya sesuai alur TIRTA dalam prosesnya. Coache memfasilitasi cochee dalam menentukan atau mengambil Keputusan. Pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari atau Keputusan yang bijaksana yang seusai dengan harapan menjadi Solusi dari permasalahan. Tentu akan semakin matang keputusan yang akan dihasilkan , karena dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang diambil.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting dalam mengelola kasus bujukan moral atau dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan melahirkan Keputusan yang bijaksana dikarenakan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab.
Keputusan yang diambil berdasarkan permasalahan yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, sehingga keputusan yang diperoleh menjadi Solusi terbaik dari masalah yang ada.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat mengingkatkan kemampuan analisis guru sebagai pendidik dalam merumuskan Keputusan yang tepat. Kejelihan, kemahiran dan ketepatan dalam pengambilan Keputusan dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Kemahiran ini melahirkan pendidik yang memiliki ketajaman dalam membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat, yakni Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Keputusan yang dibuat ialah Keputusan yang beretika moral dan bertanggung jawab berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, karena tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah dihantui perasaan tidak enak, karena Keputusan yang dihasilkan tidak sesuai harapan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalisirkan perasaan tidak rasa tidak enak dan kenyaman serta keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?