Mohon tunggu...
Ahmad Zulki
Ahmad Zulki Mohon Tunggu... Aktor - Menulislah, engkau akan abadi

Sanrego, 28 Januari 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terapi Sufistik Era Modern

25 Januari 2020   17:55 Diperbarui: 25 Januari 2020   18:05 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era modern saat ini, gangguan fisik dan psikis banyak menjangkiti manusia modern. salah satu dari problem hidup itu dapat dilihat dari tumbuh berkembangnya gangguan jiwa, seperti depresi, kecemasan tinggi, bahkan ada yang sampai bunuh diri. permasalahan itu mencemaskan dan bahkan mengkhawatirkan individu, komunitas, dan bangsa. Maka psikolog dan cendekiawan berlomba-lomba menganalisa dan mempelajari apa faktor yang melatar belakangi timbulnya penyakit masyarakat tersebut. kemudian, mereka mencarikan jalan solusi dalam menyembuhkan. Salah satu tawaran yang dihadirkan adalah psikologi sufi. yaitu, kolaborasi yang integratif antara psikologi dengan spiritual dalam menanggulangi dan menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan gangguan jiwa tersebut.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi seperti ini adalah meningkatnya angka pengangguran, menurunnya nilai produktivitas kerja dan bahkan membebankan negara dalam mengeluarkan dana untuk menanggulangi penyakit yang menggoroti masyarakat modern tersebut. Salah satu tawaran pendekatan dalam penyembuhan ini adalah terapi yang bernafaskan islami yaitu sufistik.

Sejumlah temuan menyebutkan bahwa, nilai positif religious atau spiritual dinyakini mampu menjadi alternatif dalam pengobatan kejiwaan tersebut. Apalagi nilai spiritual tersebut dikembangkan dan dikomparasikan dengan realita zaman dengan pisau analisis psikologi. Maka hal itu semakin menambah tajamnya nilai penyembuhan tersebut. Sebagai ajakan terakhir bagi kaum milenial di abad modern ini, mari kita berjalan dengan menyeimbangkan dua kaki, yaitu kaki spiritual dan kaki psikologi, sehingga langkah yang diukir selalu menghadirkan keseimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun