Mohon tunggu...
Ahmad Zulha Fikri
Ahmad Zulha Fikri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Prototipe Sebagai Bentuk Kebebasan dalam Pendidikan

28 Desember 2021   22:05 Diperbarui: 28 Desember 2021   22:20 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ahmad Zulha Fikri 

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ 

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia bisa dilihat dari kualitas pendidikan di negaranya. Apabila sistem pendidikan di sebuah negara bagus maka bisa dikatakan kualitas dari sistem pendidikan negaranya juga bagus.

Sebaliknya, apabila kualitas pendidikan di suatu negara buruk maka kualitas sumber daya manusianya juga buruk, hal ini karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan yang kemudian berpengaruh terhadap pola pikir dalam menjalankan kehidupan sehari - hari. 

Disisi lain, adanya pandemi menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adanya pandemi covid - 19 berdampak pada sektor  pendidikan, pembelajaran yang tadinya dilaksanakan secara offline kini dilaksanakan secara online, beruntungnya dalam rangka mencegah meluasnya penyebaran virus dan pemulihan pendidikan di masa pandemi pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah kementerian pendidikan mengeluarkan berbagai kebijakan.

Salah satu kebijakan yang menarik adalah adanya kebebasan memilih kurikulum. Pemerintah menawarkan beberapa kurikulum yang bisa di terapkan di satuan pendidikan seperti kurikulum darurat  yang membebaskan tiap sekolah untuk memilih tiga opsi kurikulum yaitu tetap mengacu pada kurikulum nasional, menggunakan kurikulum darurat atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri dan yang terbaru yang akan diterapkan di tahun 2022 adalah kurikulum prototipe.

Tulisan ini akan fokus membahas beberapa poin penting yang terdapat di kurikulum prototipe yang menjadi salah satu bentuk kebebasan dalam pendidikan dilihat dari persfektif salah satu tokoh pendidikan progresif dunia yaitu Jhon Dewey. 

Adanya kurikulum prototipe ditujukan sebagai opsi tambahan untuk institusi pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022 - 2024 juga didasari atas fleksibilitas kondisi pembelajaran yang terjadi di masa pandemi, di mana pembelajaran dilakukan secara online.  Dilaksanakannya pembelajaran secara online  bukan berarti pasrah akan keadaan dan membiarkan kualitas pendidikan menurun, kita semua tentu ingin walaupun pembelajaran dilakukan secara online kualitas dan pemulihan dari proses pembelajaran di masa pandemi tetap bertahan dan ditingkatkan.

Hadirnya kurikulum prototipe menjadi angin segar bagi terciptanya kualitas pendidikan yang baik serta kebebasan pendidikan di Indonesia. Pasalnya selama ini kita dihadapkan oleh pola kurikulum yang cenderung tradisional yang memahami materi pembelajaran sebagai sebuah hal yang baku, siswa hanya menerima mata pelajaran tanpa adanya diskusi, atau meminjam analogi dari Paulo Freire kegiatan pendidikan selama ini ibarat kegiatan menabung, peserta didik adalah celengannya dan para guru adalah penabungnya, peserta didik hanya sekadar menerima pengetahuan, mencatat dan mengafal tidak ada proses komunikasi di dalamnya tidak ada kebebasan. 

Hal tersebut berbeda dengan kurikulum prototipe, ada beberapa poin yang menunjukkan adanya kebebasan di kurikulum ini di antaranya;

Pertama, peserta didik khususnya kelas XI dan XII bisa memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya yang mendukung cita citanya. misalnya siswa yang memiliki minat di bidang IPA dan memiliki cita - cita menjadi dokter maka ia bisa mengambil mata pelajaran yang sesuai seperti biologi, fisika atau kimia. sama halnya siswa yang memiliki minat di bidang IPS dan bercita cita ingin menjadi Akuntan bisa mengambil mata pelajaran seperti ekonomi. Tidak hanya itu, siswa juga bisa mengombinasikan dengan mata pelajaran dari IPA atau IPS yang sesuai dengan rencana kariernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun