Mohon tunggu...
Zidan Novanto
Zidan Novanto Mohon Tunggu... Auditor - Investor

Tulisan tidak mencerminkan tempat penulis bekerja dan tidak mengatasnamakan institusi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Urusan Perut, Preferensi Politik pada Negara Demokrasi

7 Juni 2024   09:09 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn-brilio-net.akamaized.net/news/2019/03/21/161133/1009321-meme-politik-uang.jpg

Dalam sistem demokrasi, di mana suara rakyat menentukan arah kebijakan negara, kondisi ekonomi sering kali menjadi faktor penentu dalam preferensi politik. Hal ini dikenal dengan istilah "urusan perut," yang mencerminkan bagaimana kesejahteraan ekonomi individu mempengaruhi pilihan politik mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana kondisi ekonomi berdampak pada preferensi politik di negara demokrasi, serta faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi pilihan politik.

Kondisi Ekonomi dan Preferensi Politik

Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap preferensi politik. Ketika ekonomi tumbuh dan lapangan kerja melimpah, masyarakat cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa. Sebaliknya, dalam situasi krisis ekonomi, ketidakpuasan terhadap pemerintah meningkat, dan masyarakat mungkin mencari alternatif politik yang menjanjikan perbaikan ekonomi.

Studi kasus yang sering dijadikan contoh adalah pemilihan umum di berbagai negara demokrasi seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Di AS, misalnya, kinerja ekonomi sering menjadi salah satu isu utama dalam kampanye pemilihan presiden. Pada tahun 2008, krisis keuangan global berkontribusi pada kemenangan Barack Obama yang menjanjikan perubahan dan pemulihan ekonomi.

Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Preferensi Politik

Selain kondisi ekonomi, preferensi politik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti identitas sosial dan budaya, tingkat pendidikan, dan akses terhadap informasi. Identitas sosial, termasuk agama, etnis, dan kelas sosial, sering kali membentuk orientasi politik seseorang. Di banyak negara, kelompok-kelompok sosial tertentu cenderung memiliki afiliasi politik yang konsisten.

Pendidikan dan akses informasi juga memainkan peran penting. Masyarakat yang lebih terdidik dan memiliki akses luas terhadap informasi cenderung lebih kritis dan memiliki pandangan politik yang lebih beragam. Mereka juga lebih mampu mengevaluasi kinerja pemerintah dan calon politikus berdasarkan informasi yang objektif.

Implikasi pada Sistem Demokrasi

Hubungan erat antara kondisi ekonomi dan preferensi politik membawa tantangan tersendiri dalam sistem demokrasi. Pemerintah perlu bekerja keras untuk memastikan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat guna mempertahankan dukungan politik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah kebijakan ekonomi yang proaktif, peningkatan kualitas pendidikan, dan transparansi dalam pemerintahan.

Namun, penting juga untuk mengedukasi masyarakat agar tidak hanya bergantung pada urusan perut dalam menentukan pilihan politik. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan kebijakan jangka panjang sangat diperlukan.

Dalam negara demokrasi, urusan perut atau kondisi ekonomi memiliki pengaruh besar terhadap preferensi politik masyarakat. Meski demikian, faktor-faktor lain seperti identitas sosial, pendidikan, dan akses informasi juga memainkan peran penting. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan demokrasi, diperlukan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk mengelola ekspektasi ekonomi sekaligus meningkatkan kesadaran politik yang lebih holistik. Dengan demikian, pilihan politik tidak hanya didasarkan pada kondisi ekonomi sesaat, tetapi juga pada pertimbangan yang lebih luas dan mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun