Mohon tunggu...
Zidan Novanto
Zidan Novanto Mohon Tunggu... Auditor - Investor

Tulisan tidak mencerminkan tempat penulis bekerja dan tidak mengatasnamakan institusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Whistleblower sebagai Pengkhianat: Membedah Stigma dan Peran

12 Juni 2023   10:30 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Whistleblower sering kali dianggap sebagai pengkhianat karena melaporkan pelanggaran atau tindakan yang tidak etis. Artikel ini bertujuan untuk menggali stigma yang melekat pada whistleblower dan membahas pentingnya peran mereka dalam masyarakat. 

Analisis dilakukan untuk mendekonstruksi persepsi sebagai pengkhianat dan menggarisbawahi pentingnya mendukung serta menghargai peran whistleblower dalam memerangi korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran lainnya.

Whistleblower, sebagai individu yang secara sukarela melaporkan tindakan ilegal, tidak etis, atau melanggar aturan kepada otoritas yang berwenang, sering kali menghadapi persepsi negatif sebagai pengkhianat. 

Dalam hal ini akan membahas mengapa pandangan ini perlu dikritisi dan pentingnya mengubah persepsi terhadap peran dan kontribusi whistleblower. Melalui analisis literatur yang relevan, artikel ini memberikan wawasan tentang stigma yang melekat pada whistleblower dan urgensi mendukung peran mereka dalam membangun masyarakat yang lebih etis dan berintegritas.

Membedah Stigma Whistleblower sebagai Pengkhianat: Penelitian menunjukkan bahwa whistleblower memiliki peran penting dalam memerangi korupsi dan pelanggaran. Namun, mereka sering dianggap sebagai pengkhianat yang melaporkan sesama rekan kerja atau organisasi tempat mereka bekerja (Vandekerckhove & Tsahuridu, 2010). Persepsi ini, yang sering kali berakar pada budaya kerja yang menekankan kesetiaan kepada rekan kerja atau organisasi, menyebabkan whistleblower menghadapi risiko sosial, seperti dijauhi, diucilkan, atau mengalami pemecatan (Miceli & Near, 1992).

Pentingnya Mendukung dan Menghargai Whistleblower: Mendukung dan menghargai whistleblower memiliki implikasi yang signifikan. Dalam studi yang dilakukan oleh Martin et al. (2016), ditemukan bahwa dukungan organisasi dan penghargaan terhadap whistleblower berhubungan positif dengan niat mereka untuk melaporkan pelanggaran. 

Perlindungan yang memadai, saluran komunikasi yang aman, dan kebijakan yang mendukung akan mendorong lebih banyak individu untuk melaporkan pelanggaran demi kepentingan publik (Miceli et al., 2008). Selain itu, menghargai whistleblower juga berkontribusi pada pembangunan budaya etika dan integritas yang kuat di dalam organisasi (Gonzalez & Martin, 2018).

Whistleblower bukanlah pengkhianat, melainkan individu yang berani dan bertanggung jawab dalam melaporkan pelanggaran dan tindakan tidak etis. Membangun pemahaman yang lebih baik tentang peran mereka dan menghilangkan stigma pengkhianatan adalah langkah penting dalam memperkuat perlindungan dan mendukung whistleblower. 

Perlindungan hukum yang kuat, saluran komunikasi yang aman, dan budaya yang menghargai etika dan integritas perlu diimplementasikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong para whistleblower dalam memerangi korupsi dan pelanggaran di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun