Bayi dengan attachment ambivalen atau resistent menunjukkan ketegangan emosional yang besar terhadap perpisahan dan reuni dengan pengasuh. Ketika pengasuh kembali, bayi cenderung marah atau kesal dan mungkin tidak merasa nyaman meskipun pengasuh telah hadir. Tipe attachment ini sering kali menunjukkan ketidakpastian dalam hubungan, karena bayi tidak tahu apakah pengasuh akan memberikan kenyamanan atau tidak.
Attachment jenis ini mungkin berkembang akibat pengasuhan yang tidak konsisten---di satu sisi, pengasuh merespons kebutuhan anak, tetapi di sisi lain, mereka tidak selalu hadir atau responsif saat dibutuhkan.
4. Disorganized Attachment (Attachment Terorganisir)
Pada beberapa anak, terutama yang mengalami pengasuhan yang sangat tidak konsisten atau trauma, muncul tipe attachment terorganisir yang menunjukkan perilaku yang membingungkan. Anak-anak dengan attachment ini mungkin menunjukkan perilaku yang tidak terduga, seperti mendekati pengasuh tetapi tiba-tiba mundur atau menunjukkan ketakutan terhadap pengasuh.
Tipe attachment ini sering kali terjadi pada anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kecemasan, kekerasan, atau trauma, dan mereka tidak tahu bagaimana cara menanggapi pengasuh mereka yang seharusnya memberi rasa aman.
Perkembangan Attachment dalam Kehidupan Awal Anak
Menurut Bowlby, attachment dimulai pada tahap pertama kehidupan dan berkembang melalui beberapa fase yang penting dalam kehidupan seorang anak. Pada fase pertama, yang disebut fase "pre-attachment" (sebelum keterikatan), bayi belum memiliki preferensi terhadap pengasuh tertentu dan menunjukkan respons emosional yang lebih umum terhadap orang-orang di sekitar mereka. Kemudian, pada fase "attachment in the making" (keterikatan yang sedang berkembang), bayi mulai menunjukkan preferensi terhadap pengasuh utama mereka, meskipun mereka masih bersikap ramah terhadap orang asing.
Pada tahap berikutnya, fase "clear-cut attachment" (keterikatan yang jelas), bayi mulai mencari kedekatan fisik dengan pengasuh mereka dan merasa cemas saat dipisahkan dari pengasuh tersebut. Ini adalah fase di mana attachment yang lebih kuat terbentuk, dan anak mulai mengembangkan rasa aman ketika pengasuh tersedia.
Akhirnya, pada fase "formation of a reciprocal relationship" (pembentukan hubungan timbal balik), yang biasanya terjadi pada usia sekitar 2 tahun, anak mulai mengembangkan pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik dan kemampuan untuk mengatur perasaan mereka ketika terjadi perpisahan.
Pengaruh Attachment pada Kehidupan Dewasa
Teori attachment Bowlby dan Ainsworth menunjukkan bahwa pola attachment yang terbentuk pada masa bayi dan anak-anak memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan emosional dan sosial. Attachment yang aman cenderung menghasilkan individu yang lebih mampu membentuk hubungan yang sehat dan stabil di masa dewasa. Sebaliknya, individu dengan attachment yang tidak aman mungkin menghadapi tantangan dalam membentuk hubungan yang stabil dan mungkin lebih rentan terhadap masalah emosional, seperti kecemasan dan depresi.