Pendahuluan
Anak yatim memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa anak yatim adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan. Allah berfirman dalam hadis mengenai keutamaan menyayangi anak yatim: "Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah 'Memperbaiki keadaan mereka adalah baik'" (QS. Al-Baqarah 2:220).
Berikut adalah beberapa keutamaan dan makna dalam menyantuni anak yatim:
Kedudukan Tinggi di Surga:
Rasulullah SAW bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini," sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau. Hadis ini menunjukkan besarnya pahala bagi orang yang meyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim berarti mengurusi semua keperluan hidupnya, termasuk nafkah, pakaian, dan pendidikan Islam yang benar.
Tidak Berhak Mendapatkan Warisan:
Anak angkat atau anak asuh tidak berhak mendapatkan warisan dari orang tua yang mengasuhnya. Memberikan santunan kepada anak yatim, yatim piatu, atau piatu yang sudah baligh tidak dilarang oleh agama. Statusnya bukan lagi santunan untuk yatim atau yatim piatu, melainkan santunan untuk keluarga tidak mampu atau miskin.
Kasih Sayang dan Kepedulian:
Santunan kepada anak yatim bukan hanya tentang bantuan materi, tetapi juga tentang kasih sayang, perhatian, dan kepedulian terhadap golongan yang membutuhkan. Ini mencerminkan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kebaikan dan keadilan.
Peran dalam Mengasuh Anak Yatim:
Kita harus memahami beberapa hal dalam mengasuh anak yatim, seperti larangan menisbatkan anak angkat kepada selain ayah kandungnya. Selain itu, kita perlu memastikan bahwa anak yatim mendapatkan perawatan yang layak dan pendidikan yang benar.
Dalam konteks Pancasila, sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" memiliki keterkaitan dengan santunan untuk anak yatim piatu. Sila ini mengandung pengertian bahwa manusia Indonesia seharusnya diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila adalah:
Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala martabat dan hak asasinya.
Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab seperti memperlakukan dirinya sendiri.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
Dengan demikian, santunan untuk anak yatim piatu selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila. Mari kita terus berbuat kebaikan dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang membutuhkan.
Profil Sahabat Yatim
Sahabat Yatim merupakan Lembaga Sosial yang resmi ditetapkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) pada 30 Desember 2020. Sahabat Yatim berdiri sejak 1 September 2009 yang bergerak dalam bidang pengasuhan dan pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa.
Hingga saat ini Sahabat Yatim telah memiliki 25 asrama asuh dan 23 kantor layanan yang tersebar di 22 Kota 15 Provinsi di Indonesia. Dengan jumlah anak asuh mukim 230 anak, dan anak non mukim 2000 anak yang tersebar di wilayah Indonesia. Sahabat Yatim berkomitmen untuk membuka pintu-pintu peluang dan membimbing mereka menuju kesuksesan. Maka, Sahabat Yatim memastikan bahwa setiap anak yatim dhuafa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang yang dapat membentuk masa depan mereka. Selain asrama asuh, Sahabat Yatim juga membuat program unggulan untuk mendukung masa depan anak bangsa di antaranya: Kelas Tahsin, Indonesia Menghafal Quran (IMQ), Pesantren Tahfidz Yatim Dhuafa, dan Sekolah Tahfidz Sahabat Qurani.
Sebagai Lembaga Sosial yang profesional Sahabat Yatim siap menjadi fasilitator antara anda yang diberikan kelapangan rezeki dengan mereka yang hidup dalam keterbatasan. Jadilah Sahabat bagi mereka bersama Sahabat Yatim Indonesia.
Susunan Acara
Adapun susunan acara sebagai berikut:
Pembukaan (Zaky)
Perkenalan (Semua)
Materi (Zaky)
Sesi pertanyaan dan game (Salwa dan Alifa)
Doa (Roihan)
Ucapan terima kasih untuk yayasan dan penutup (Dhasa)
Time Schedule Tugas/Proyek
Hari/tanggal
Pukul
Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Hari ke-1
(13 April 2024)
08.00-09.30
Diskusi perencanaan proyek kemanusiaan
Via grup WA
Hari ke-2
(14 April 2024)
20.00-21.00
Pembuatan time schedule
Rumah
Hari ke-3
(15 April 2024)
09.00-09.30
Survei
Asrama yatim piatu
09.30-09.40
Mengisi formulir donatur
12.25-13.00
Konsultasi ke Bu Elvira
Via chat WA
16.00-17.00
Membeli snack dan nasi kotak
Rumah
Hari ke-4
(16 April 2024)
07.00-10.00
Membuat bingkisan dan persiapan menuju asrama
Rumah
10.00-11.30
Pelaksanaan kegiatan santunan anak yatim piatu
Asrama yatim piatu
Hari ke-5
(17 April 2024)
09.00-11.00
Proses edit video dokumentasi
Rumah
Hari ke-6
(18 April 2024)
13.00-14.40
Konsul ke Bu Elvira
Kampus
Hari ke-7
(20 April 2024)
09.00-11.00
Membuat artikel
Rumah
Pelaksanaan Acara
Pada Selasa, 16 April 2024, mahasiswa dari Universitas Islam "45" Bekasi turut berpartisipasi dalam acara santunan anak yatim dan kaum dhuafa di panti asuhan Sahabat Yatim yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan No.125, RT.002/RW.009, Marga Mulya, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Acara ini dimulai sekitar pukul 10.00 dan dihadiri oleh sekitar 20 anak yatim. Setiap anak menerima santunan, konsumsi, dan paket sembako yang disiapkan oleh pengurus yayasan.
Berbagai kegiatan diadakan selama acara, termasuk edukasi, ceramah, motivasi, kuis berhadiah, dan doa. Mahasiswa dari Unisma berperan penting dalam menjaga kelancaran dan kesuksesan acara. Mereka membantu menggelar karpet dan menyiapkan bingkisan sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap peserta. Selain itu, mahasiswa juga aktif dalam mengisi acara kuis berhadiah khusus untuk anak-anak yatim yang hadir, menciptakan momen berharga dan menyenangkan bagi mereka.
Kehadiran mahasiswa Unisma tidak hanya berdampak pada kelancaran acara, tetapi juga menciptakan nuansa kebersamaan dan kehangatan di panti asuhan Sahabat Yatim. Dengan antusiasme mereka dalam berinteraksi dan berbagi cerita, mahasiswa berhasil menjalin ikatan emosional yang mendalam dengan anak-anak yatim. Lebih dari sekadar memberikan santunan, hubungan ini menjadi pertemanan yang membawa kegembiraan dan kehangatan di antara anak-anak panti asuhan.
Pengisi materi, Zaky, menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan adab. Ia berpesan bahwa "ucapan dan perbuatan kita akan ada nilainya bila tanpa ilmu. Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh. Hanya dengan adab, kita dapat memahami ilmu dengan baik.
elain itu, Salwa dan Alifa turut menyemarakkan acara dengan mengisi sesi pertanyaan dan games, membawa keceriaan dan kebahagiaan bagi adik-adik yatim piatu. Roihan memimpin doa dan harapan dalam acara ini, kemudian Dhasa mengucapkan terima kasih kepada panitia dan pihak yayasan atas kesempatan untuk berbagi dan memberikan santunan kepada adik-adik.
Tujuan dari santunan ini adalah memberikan bantuan nyata dan kehangatan sosial kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat meringankan beban mereka, memberikan dukungan moral, dan menciptakan ikatan kasih sayang serta kepedulian yang menginspirasi perubahan positif dalam kehidupan mereka.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku dan orang yang merawat anak yatim seperti ini dalam surga." Beliau kemudian menunjukkan kedekatan tersebut dengan merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah sedikit. Pesan yang disampaikan dalam hadis ini sangat jelas, yakni bahwa Allah memberikan penghargaan yang besar bagi mereka yang menyayangi dan merawat anak yatim.
Makna yang terkandung dalam hadis ini adalah bahwa orang yang memiliki kepedulian dan kasih sayang terhadap anak yatim akan mendapat kedekatan yang istimewa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di surga. Kedua jari yang disebutkan dalam hadis tersebut menggambarkan betapa eratnya ikatan antara Rasulullah dan orang yang peduli terhadap anak yatim. Sehingga, setiap kebaikan yang dilakukan kepada anak yatim akan menjadi bekal yang membawa kebaikan bagi diri sendiri di akhirat.
Penutup
Santunan anak yatim piatu memiliki makna mendalam dalam konteks kemanusiaan. Pertama-tama, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap golongan yang membutuhkan. Anak yatim sering kali berada dalam kondisi kurang mampu, dan memberikan santunan membantu meringankan beban finansial mereka serta memastikan kebutuhan dasar terpenuhi.
Kedua, santunan juga memupuk nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang. Dalam Islam, memberikan santunan kepada anak yatim dianggap sebagai amal yang mulia. Ini tidak hanya membantu mereka secara materi, tetapi juga mengasah kelembutan hati dan mencintai sesama manusia.
Ketiga, santunan menjadi jembatan yang menghubungkan rezeki dengan yang membutuhkan. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan ini, kita berperan sebagai agen kebaikan yang amanah. Setiap santunan yang diberikan memiliki berkah tersendiri.
Terakhir, santunan anak yatim piatu mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat. Kita saling berbagi kebahagiaan dan harapan, sehingga ikatan sosial semakin kuat. Dengan demikian, memilih kegiatan santunan anak yatim piatu sebagai projek kemanusiaan adalah langkah yang bermakna dan bernilai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H