Pertanyaan yang sering muncul di benak siswa atau bahkan mahasiswa sendiri.
Pertanyaan itu juga terkadang muncul di pikiranku. Seorang yang dulu sering bolos sekolah dan sekarang sedang menjalani studi di salah satu perguruan tinggi keagamaan negeri.
Seperti yang aku jelaskan di paragraf sebelumnya, saat masih berada di jenjang sekolah aku tidak terlalu serius menjalani serangkaian kegiatan dan bahkan jarang belajar. Kadang masuk, kadang juga tidak. Tapi aku punya prinsip jika pembelajaran sedang berlangsung aku harus memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
Mungkin semua itu terjadi karena orang tuaku sendiri tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk mendapatkan nilai bagus, kami diberikan kebebasan selagi tidak melanggar batas-batas yang ditetapkan. Teguran pasti ada tapi selalu disampaikan dengan lemah lembut.
Masa-masa sekolah terus berjalan, sampai pada saat wisuda di jenjang SMP aku termasuk 10 besar paralel dengan nilai yang termasuk memuaskan. Si anak yang jarang masuk kelas dan sampai kena tegur kepala sekolah ini pun menjadi senang bukan kepalang. Apakah lantas aku lanjut ke jenjang SMA. Tidak! Meskipun sudah mendapatkan motivasi-motivasi dari guru tercinta aku memilih untuk sekolah di pesantren dan mengikuti persamaan paket C di tahun berikutnya.
Hari-hari aku jalani seperti biasa, belajar dengan santai  di pesantren dan mengerjakan tugas-tugas paket c dengan santainya. Sampai pada suatu hari, "Ahmad, kamu harus kuliah." Dengan nada yang lembut ayahku mengucapkan itu. Terbayang sudah sekolah dengan beragam peraturannya. hmm, tapi ini dunia perkuliahan pasti lebih bebas. Mendaftarlah aku di salah satu perguruan tinggi keagamaan yang ada di Solo. Pertimbangannya cuman satu karena dekat dan bisa aku laju dari rumah.
Serangkaian tes pendaftaran aku lewati dan PBAK sudah berlalu. Saatnya masuk ke ruang kelas. Masih terbayang di pikiran anak ini kata kebebasan dan lebih leluasa daripada jenjang sekolah biasa. Kontrak forum pertama minimal kehadiran 75% dengan artian maksimal 3 kali izin, jika lebih dari itu nilai tidak akan keluar. Keaktifan bertanya dan berdiskusi dapat menambah nilai. Jebret, kagetlah anak yang dulunya ada saja absensi yang kosong setiap sebulan ini. Tapi aku sudah masuk, jadi harus aku selesaikan. Agar tidak hanya datang kuliah saja dan karena terpengaruh oleh teman, aku mendaftar di salah satu UKM, unit kegiatan mahasiswa. Seperti ekstrakurikuler di jenjang sekolah.
Saat berada di kampus aku sering mendengar keluhan tentang fasilitas kampus yang kurang memadai; AC yang mati di tengah kelas yang panas, parkiran motor yang sempit dan tanpa naungan yang membuat jok motor macam neraka, sampai jaringan internet yang sering lemot bahkan tidak disambungkan ke handphone. Apakah itu benar? Ya tidak salah, hehe. Namun, keadaan tersebut tidak mengganggu kenyamananku sendiri dan teman-teman, saat pembelajaran kami malah menjadi semakin aktif. Namun seiring berjalannya waktu beberapa fasilitas terus ditingkatkan.
Saat pembelajaran Aku berusaha mencerna yang disampaikan baik saat teman presentasi atau pun saat dosen menjelaskan. Tapi, ternyata "sulit". Entah karena mekanisme penyimpanan pikiranku yang sudah lama tidak diaktifkan atau karena pembelajaran dan tugas yang diberikan terlalu banyak. Hanya beberapa pembelajaran yang dapat aku serap. Pikiran pun muncul, "penting tidak sih kuliah ini?"
      Seperti yang sudah aku beritahukan di awal, aku mendaftar di organisasi kampus yaitu UKM. Mungkin jalanku di sini. Saat pertama kali masuk aku berada di barisan orang-orang yang tidak terlalu aktif. Saat dibuka pendaftaran kepengurusan aku juga tidak ikut mendaftar, tetapi aku tetap berusaha mengikuti kegiatan-kegiatannya hingga suatu saat mendapatkan undangan untuk menjadi pengurus di organisasi tersebut.
      Dari organisasi itu aku mendapatkan banyak hal, relasi yang menjadi faktor favorit orang-orang mengikuti organisasi aku dapatkan. Bahkan relasi ini tidak hanya dalam lingkup fakultas namun juga universitas. Ilmu Manajemen secara tidak langsung juga aku dapatkan baik manajemen organisasi atau pun manajemen saat mengadakan suatu acara. Kerja sama di dalam tim juga terus terasah. Aku mendapatkan tempat mengekspresikan diri.