Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu... lainnya -

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hebatnya Diplomasi Obama

9 November 2010   18:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_72232" align="alignleft" width="300" caption="SBY sangat terpesona dengan gaya tebar pesona Obama. (Foto: diunduh dari okezone.com)"][/caption] "Terima kasih atas bakso, nasi goreng, emping, dan kerupuk. Semuanya nikmat," ujar Obama di depan para tamu undangan. Hmm, kata memuji padahal secara protokoler wartawan dilarang mengambil gambar saat makan malam berlangsung. Hidangan khas Indonesia yang begitu banyak diantaranya yang disebut berbagai media bebek asap dengan asparagus, mi bakso, nasi goreng berlauk ayam goreng kremes, telur ceplok, sate daging bumbu kacang, udang galah goreng tepung, dan acar. Sajian makan malam kemudian ditutup dengan hidangan pisang bakar dan es kopyor. Namun belum diketahui pasti apa yang dimakan Obama. “Semuanya enak,” ungkap Obama dengan diplomasinya yang diblow up media. Seolah Obama tidak pernah melupakan Indonesia dan Indonesia akan menjadi bagian dari dirinya. Ya, Obama mengesankan datang ke Indonesia sebuah ucapan deklarasi kepada dunia bahwa Indonesia sudah merupakan wilayah teritori bisnisnya. Dengan kata lain selamat tinggal negeri Naga (China). Obama memberikan sinyal kepada kita dan dunia bahwa semua kebudayaan Indonesia sudah tak asing bagi dirinya dan negara amerika. Termasuk budaya korupsi kali yee. Diplomasi yang dimulai dari Ibu negara amerika berpakaian serba tertutup, kangen naik becak dan bemo sampai semua makanan enak. Sebuah politik pencitraan yang luar biasa, sampai-sampai Megawati meluncur ke Istana yang tak pernah di jejaki lagi semenjak lengser untuk merebut oleh-oleh obama. Kunjungan Obama seolah menyibakan tabir kalau selama ini the invisible hand ekonomi Indonesia adalah amerika. Sebenarnya SBY tak perlu meminta apa-apa dalam kunjungan ini karena amerikalah yang mempunyai agenda besar di Indonesia. Jika SBY sadar bukanlah meminta tapi ajukanlah syarat bagaimana amerika dapat beragenda di Indonesia. Telah menjadi rahasia umum para ekonom Indonesia bahwa ekonomi Indonesia bergerak tanpa adanya upaya apa-apa dari pemerintahan sby. Ekonomi Indonesia secara ajaib bergerak sendiri, angka rupiah pun menguat stabil dengan sendirinya. Obama datang bak seorang pengarah paduan suara. Jelas, amerika akan memperkuat cengkraman kekuasaan ekonominya di Indonesia di segala sektor terutama migas dan tambang. Obama secara terang-terangan akan menjadikan negara amerika sebagai negara investor nomor satu di Indonesia. Jadi meminta bantuan Obama sudah tidak ada guna, yang berguna adalah mengajukan syarat bagaimana investasi amerika tidak merugikan rakyat indonesia. Jika tidak ada syarat apa pun yang diajukan SBY keluar di media berarti negara ini sedang digadaikan secara percuma. Hmm, pesona amerika, pesona diplomasi Obama jangan sampai melalaikan kita. Bagaimanapun Obama meski pernah tinggal di Indonesia, dia adalah seorang manager yang mempunyai target untuk ekonomi amerika juga. Media pun juga harus lebih kritis dalam pemberitaan kunjungan Obama. Bukan hal-hal kulit saja yang diberitakan seperti makanan indonesia enak-enak dsb. Bukankah hal ini sudah biasa kita dengar dalam diplomasi negara, konsulat-konsulat atau dubes amerika pun biasa dengan itu, bahkan mereka sering berbatik dalam mengunjungi lembaga-lembaga di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun