Sudah banyak yang menulis tentang pembobolan ATM. Seminggu ini bahkan sudah beberapa kali media cetak dan elektronik menampilkan topik yang sama. Pada kesempatan itu juga ditampilkan photo dari alat penangkap data kartu magnetik seperti berikut ini
Slot kartu ATM sebelum dan pada saat dipasangi alat penangkap data kartu magnetik (http://www.snopes.com/fraud/atm/atmcamera.asp)
Kamera pengintai yg ditempatkan pada kotak leaflet untuk merekam layar dan pin (http://www.snopes.com/fraud/atm/atmcamera.asp)
Photo di atas cukup menjelaskan bagaimana proses skimming kartu ATM dilakukan. Sayangnya contoh yang diambil tidak persis seperti bentuk/model ATM yang lazim dijumpai di Indonesia sehingga memunculkan anggapan yang keliru dari pengguna ATM (belakangan ditampilkan peragaan dengan kondisi ATM yang sebenarnya namun justru menimbulkan tuntutan).
Di depan ATM (KCU BCA Tg. Priok, sabtu 23 Januari 2010), seorang ibu berujar kepada anaknya yang berusia belasan tahun: "tenang saja 'kan atm ini tidak seperti contoh yang di tipi dan sudah menggunakan penutup!" Doh!
model ATM yg lazim digunakan di Indonesia (google.com)
Pastinya si ibu tidak pernah mengetahui keberadaan skimmer yang cocok dengan bentuki fisik ATM yang biasa digunakannya
Dia juga tidak menyadari bahwa PIN ATM tidak perlu diintip melalui kamera mikro tapi cukup dengan merekamnya melalui keypad palsu
keypad palsu yang berfungsi merekam PIN kartu ATM (google.com)
Dan kebetulan lagi ATM yang digunakannya belum terpasang "alat penghalang sementara pemasangan skimmer" seperti pada gambar di bawah ini.
bentuk alat skimmer yg sesuai dengan beberapa model ATM di Indonesia (http://img20.imageshack.us/img20/469/skim12.jpg)
Saya katakan "alat penghalang sementara pemasangan skimmer" karena masih banyak cara untuk membobol kartu ATM. Kasus paling sering terjadi di negeri kita justru cara yang paling tradisional yang biasa disebut Lebanese Loop (mengganjal kartu dengan pita), atau yang lebih techie, yaitu penipuan undian berhadiah dengan persyaratan penggunaan phone-banking. Untuk cara terakhir bahkan menurut pengakuan pelaku yang tertangkap sudah menggondol lebih dari Rp 30 M dengan"bantuan sukarela" nasabah pemilik kartu ATM sendiri.
Lantas bagaimana menghindari pembobolan kartu ATM jika alat dan teknik pembobolan sudah semakin jauh di depan perlengkapan pengamanan yang disediakan oleh bank? Jawabnya mudah saja, ikuti saran bertransaksi dengan ATM secara aman yang bertebaran di berbagai blog, notes di pesbuk, artikel singkat di portal berita, ulasan di media cetak dan elektronik, ataupun diskusi langsung bersama para pakar yang memahami persoalan ini di televisi. Jika ingin bersikap lebih kritis terhadap masalah keamanan ATM, silahkan kaji saran yang diberikan oleh pakar pembobol kartu ATM dan kartu kredit.
Satu saran dari saya sendiri adalah penggunaan rekening utama dan satu atau lebih rekening tambahan. Rekening utama yang juga memiliki kartu ATM digunakan hanya sekali yaitu pada saat melakukan aktivasi internet banking (tentunya pada lokasi ATM yang sangat terpercaya). Selanjutnya kartu ATM dari rekening utama disimpan dan tidak digunakan kecuali jika sangat diperlukan. Dari rekening utama disalurkan dana ke rekening tambahan melalui proses internet banking yang menggunakan pengaman token atau keypass sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan sehari-hari. Kartu ATM dari rekening tambahan digunakan bertransaksi seperti biasa dengan resiko kehilangan uang yang diminimalisir. Jika masih merasa kurang aman, lanjutkan dengan transaksi pengisian kartu -- Flazz misalnya -- yang sudah dilengkapi dengan chip. Penggunaan rekening ganda ini sudah saya lakukan sejak 3 tahun lalu (penggunaan kartu flazz baru setahun belakangan). Bukan sebagai antisipasi terhadap pembobolan kartu ATM yang marak diberitakan seminggu ini -- meskipun kejadiannya sudah berlangsung lebih dari dua tahun lalu -- tetapi karena kemalasan mengurus kartu ATM pengganti dari kartu ATM yang patah dan hilang entah kemana.
penghalang pemasangan skimmer pada mesin ATM di Indonesia (photo sendiri - Mal Artha Gading, 24 jan 2010)
Semua sumber saran di atas sudah memadai untuk menghindari pembobolan kartu ATM sampai digunakannya sistem penyimpan data pada kartu ATM yang lebih canggih, misalnya chip sebagai pengganti pita magnetik. Nah sambil menunggu proses peralihan tersebut, sebaiknya kita nikmati tayangan video tentang ATM pribadi
*Postingan ini atas permintaan kawan dari salah satu pengurus Badan Pengurus Pusat Asosiasi Warnet Indonesia untuk disebarluaskan.
diskusi lebih hangat bisa diikuti di link ini
diskusi hangat ini bisa diikuti di link FB ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H