Mohon tunggu...
Achmad Yusuf
Achmad Yusuf Mohon Tunggu... Atlet - Palajar

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Sigmund Freud dalam Psikologi Kepribadian

14 November 2023   12:48 Diperbarui: 14 November 2023   12:55 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Energi insting dapat dijelaskan dari sumber (source), tujuan (aim), obyek (object) dan daya dorong (impetus) yang dimilikinya :

a) Sumber insting : adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tubuh menuntut keadaan yang seimbang terus menerus, dan kekurangan nutrisi misalnya akan mengganggu keseimbangan sehingga memunculkan insting lapar.

b) Tujuan insting : adalah menghilangakan rangsangan kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan. Misalnya, tujuan insting lapar (makan) ialah menghilangkan keadaan kekurangan makan, dengan cara makan.

c) Obyek insting : adalah segala aktivitas yang menjadi perantara keinginan dan terpenuhinya keinginan itu. Jadi tidak hanya terbatas pada bendanya saja, tetapi termasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan yang timbul karena isnting itu. Misalnya, obyek insting lapar bukan hanya makanan, tetapi meliputi kegiatan mencari uang, membeli makanan dan menyajikan makanan itu.

d) Pendorong atau penggerak insting : adalah kekuatan insting itu, yang tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan. Misalnya, makin lapar orang (sampai batas tertentu) penggerak insting makannya makin besar.

2. Jenis-Jenis Insting

a. Insting Hidup (Life Instinct)

Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar,haus dan seks. Bentuk enerji yang dipakai oleh insting hidup itu disebut "libido". Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, namun dalam kenyataannya yang paling diutamakan adalah insting seksual (terutama pada masa-masa permulaan,sampai kira-kira tahun 1920). Dalam pada itu sebenarnya insting seksual bukanlah hanya untuk satu insting saja, melainkan sekumpulan insting-insting, karena ada bermacam-macam kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan keinginan-keinginan erotis.

b. Insting Mati (Death Instinct)

Insting mati disebut juga insting-insting merusak (destruktif). Insting ini berfungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting hidup, karenanya tidak begitu dikenal. Akan tetapi adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa tiap orang itu pada akhirnya akan mati juga. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan bahwa "Tujuan semua hidup adalah mati" (1920). Suatu derivatif insting mati yang terpenting adalah dorongan agresif. Sifat agresif adalah pengrusakan diri yang diubah dengan obyek subtitusi.

Insting hidup dan insting mati dapat saling bercampur, saling menetralkan. Makan misalnya merupakan campuran dorongan makan dan dorongan destruktif, yang dapat dipuaskan dengan menggigit, menguyah dan menelan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun