Mohon tunggu...
Ahmad Yudi S
Ahmad Yudi S Mohon Tunggu... Freelancer - #Ngopi-isme

Aku Melamun Maka Aku Ada

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PHBS Diabaikan, Penyakit Berdatangan

20 Februari 2018   09:25 Diperbarui: 20 Februari 2018   09:34 11304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: lifestyle.kompas.com

Selama tahun 2017, Indonesia diwarnai dengan berbagai permasalahan kesehatan. Dimulai dari kasus gizi buruk yang mewabah di wilayah Provinsi Papua hingga kasus penyakit menular difteri yang banyak menyerang di kalangan pelajar yang menghiasi akhir tahun 2017.

Masalah kesehatan yang sedang menjadi isu hangat dimasyarakat selama tahun 2017 ternyata berkaitan erat dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Minimnya pelaksanaan PHBS dalam aktivitas sehari-hari akhirnya berdampak pada timbulnya penyakit menular dan tidak menular. Meski penerapannya terkesan sederhana, masih banyak masyarakat yang mengabaikan peran PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya-upaya dalam menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam sikap dan perilaku agar dapat menerapkan hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan.

Dilansir dari data Kemenkes RI, pada bulan November-Desember 2017 sebanyak 10.294 kasus masalah kesehatan diantaranya kematian ibu dan anak (KIA) akibat dari pola makan dan aktivitas yang tidak sehat. Penyebab lainnya ialah minimnya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan. Limbah rumah tangga yang di buang sembarangan tanpa adanya proses seleksi dan daur ulang menjadi penyebab tergganggunya keseimbangan alam yang berdampak pada timbulnya berbagai penyakit.

H.L.Bloom (1974) mengatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, yaitu genetik/keturunan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan lingkungan. Dari ke empat faktor tadi, faktor yang menjadi indikator utama PHBS yaitu perilaku dan lingkungan. Bila perilaku hidup bersih diterapkan dalam aktivitas sehari-hari dan kondisi lingkungan yang sehat, usaha dalam mencegah terpaparnya penyakit dapat teratasi.

Kebiasaan enggan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan di saat gejala awal dan adanya anggapan bahwa penyakit yang dianggap ringan akan sembuh dengan sendirinya, merupakan suatu pandangan yang salah. Justru dapat menyebabkan resiko penyakit akut meskipun berasal dari gejala yang mungkin dianggap biasa bila tidak segera ditindaklanjuti. Cek kesehatan dan pemeriksaan dini sangat dianjurkan meskipun dalam keadaan sehat sekalipun, karena penyakit kerapkali sulit ditebak gejalanya.

Dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terdapat tujuh indikator berupa aktivitas sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan membuang sampah pada tempatnya.

Namun, fakta dilapangan mengungkapkan sebanyak 68% masyarakat Indonesia masih jauh dari indikator PHBS. Dua masalah PHBS di masyarakat yang masih menjamur hingga saat ini ialah kebiasaan merokok di tempat umum dan membuang sampah sembarangan. Padahal pemerintah telah mengeluarkan peraturan dan sanksi yang tegas bila terjadi pelanggaran. Sayangnya, masih banyak yang acuh tak acuh terhadap mandat dari pemerintah yang bermanfaat untuk sesama.

Tak aneh bila banyak masyarakat yang akhirnya jatuh sakit akibat kebiasaan merokok itu sendiri. Bukan hanya perokok aktif yang menjadi korban maut rokok, orang disekitarnya yang menghirup langsung asap rokok pun tak lepas dari bahaya asap rokok.

Kemudian banyaknya timbunan sampah di daerah aliran sungai menjadi penyebab utama timbulnya bencana banjir. Selain merusak lingkungan hingga dapat menimbulkan korban jiwa, banjir juga menjadi sarana penularan penyakit, khususnya penyakit pada kulit dan sistem pencernaan.

Bila hal ini terus dibiarkan, akan menjadi masalah yang besar dan harus segera ditanggulangi sebelum memakan lebih banyak korban. Kehidupan dan generasi masa depan sangat bergantung dengan kondisi saat ini. Perlu adanya langkah yang nyata untuk menangani masalah kesehatan di masyarakat demi terwujudnya status derajat kesehatan yang tinggi di masyarakat.

Solusi

Namun dalam penerapannya, kendala di masyarakat dalam pelaksanaan PBHS kerap kali menjadi penghambat. Hambatannya berupa minimnya pengetahuan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya penerapan PHBS. Padahal pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat berupa posyandu dan puskesmas di setiap kecamatan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan sebagai solusi dari masalah kesehatan di masyarakat yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat yang dilatih langsung oleh dinas kesehatan atau puskesmas secara berkala guna menjadi kader PHBS yang dapat mandiri mengatur dan mengelola manajemen PHBS di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.

Membuat aturan yang dibuat bersama oleh masyarakat itu sendiri dan diadakan sanksi yang tegas bila ada yang melanggar. Membuat ruangan khusus bagi perokok aktif dan menyediakan dua tempat sampah organik dan non-organik di setiap rumah atau mengelola TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sendiri dengan daur ulang sampah yang ramah lingkungan tentunya sangat bermanfaat bagi perekonomian di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun