Mohon tunggu...
Ahmad Yani
Ahmad Yani Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati dan praktisi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pokdarwis dan MBKM

10 Oktober 2022   06:43 Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:55 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Geopark Ciletuh adalah sebutan singkat dari Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp). Suatu kawasan warisan bumi yang telah diakui Unesco sebagai Geopark Internasional atau Global Geopark Network (CGN) sejak 12 April 2018. 

Luas wilayahnya tidak kurang dari 128.000 hektar, meliputi 8 kecamatan yang terbagi atas 74 desa/kelurahan. Keindahan Geopark Ciletuh dapat dinikmati di beberapa lokasi (geosite) yaitu pemandangan Mega Amfiteater Ciletuh, 8 (delapan) air terjun, 2 (dua) tempat memandang indah morfologi Ciletuh, pantai Palangpang, dan unit-unit destinasi lainnya yang berjumlah tidak kurang dari 50 objek wisata.

Sebagai warisan bumi, Geopark Ciletuh, sebagaimana geopark di tempat lain memiliki fungsi untuk perlindungan keunikan situs geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya lokal yang terdapat di dalamnya. 

Pengelolaan geopark diarahkan untuk tiga tujuan secara terintegrasi yaitu untuk keperluan konservasi, edukasi, dan sekaligus dapat pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan. 

Pemerintah daerah dan masyarakat setempat terlibat secara aktif, sehingga secara bersama-sama memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya sebagaimana diatur dalam Perpres No 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark). 

Dengan asumsi di atas, pengelolaan geopark tidak dapat dilakukan setengah-setengah. Selain pembangunan sarana dan prasarana fisik, perlu diupayakan juga pembangunan sosial, budaya, ekonomi, dan meningkatkan peran serta masyarakat.

Seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisata (sebagai konsekwensi dari upaya pertumbuhan ekonomi masyarakat), pengelola membutuhkan peran serta semua pihak. Dari unsur masyarakat, tentu saja harus melibatkan Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis). Kehadiran mereka harus dibina melalui edukasi yang masif. 

Mereka adalah "juru dakwah" untuk menyampaikan misi geopark. Fungsi geopark sebagai perlindungan terhadap keunikan situs geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya lokal jangan tergeser oleh hanya kepentingan ekonomi. 

Dahulu pernah ada komitmen, bahwa di kawasan geopork Ciletuh tidak akan mengizinkan pengembangan hotel berbintang. Kebutuhan penginapan bagi wisatawan diarahkan untuk memanfaatkan homestay milik masyarakat setempat. 

Gagasan itu sangat positif, namun kiranya perlu dibarengi dengan pembinaan terhadap pengelola homestay agar mereka dapat melayani tamu dengan pelayanan prima agar wisatawan merasa betah dan terkesan.

Barangkali pihak pemerintah daerah atau pengelola geopark tidak dapat membina semua komponen masyarakat. Hal itu, tidak jadi masalah, asalkan pengelola dapat "memanfaatkan" peran serta Pokdarwis untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun