Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hegemoni Amerika Pemicu Kerusuhan Global Dunia

28 September 2012   13:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hegemoni Amerika Pemicu Kerusuhan Global Dunia

Oleh

Wajiran, S.S., M.A.

Arogansi negara adidaya, Amerika Serikat, nampaknya akan semakin menjadi-jadi. Intervensi Amerika terhadap persoalan dalam negeri negara lain seperti terhadap Iraq, Afganistas, Iran, dan isu yang sedang berlanjut adalah intervensi terhadap persoalan Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Selain intervensi secara terang-terangan Amerika juga melakukan intimidasi bahkan trik adu domba yang secara terselubung dilakukan di negara-negara yang dianggap saingan. Disamping selalu mencari dukungan atas trik adu domba terhadap negara-negara yang diintervensi. Indonesia sebenarnya adalah bagian dari target Amerika sebagai negara jajahan yang p aling empuk. Amerika memiliki kepentingan yang cukup besar karena berbagai perusahaan tambang yang ada di negeri ini.

Amerika sering melakukan kebijakan politik yang tidak adil. Kebijakan politik tersebut sangat terlihat saat negara adidaya itu memiliki kepentingan tertentu terhadap sebuah negara. Negara-negara yang secara ekonomi dan politik dianggap sebagai saingan akan selalu digembosi dengan berbagai isu atas nama keamanan global. Sedang negara yang dianggap memiliki sumber daya alam melimpah akan diintervensi dengan berbagai cara agar tunduk dan mau menerima berbagai tawaran kerjasama yang sangat mencekik rakyat.

Salah satu kebijakan tidak adil Amerika Serikat paling mencolok adalah kebijakannya terhadap persoalan Iran. Negara Mullah tersebut dianggap membangkan karena mengembangkan tenaga nuklir. Padahal, Iran mengembangan nuklir sebenarnya untuk dimanfaatkan bagi kehidupan, namun Amerika tetap menuduh untuk pengembangan persenjataan sehingga dianggap akan mengancam perdamaian dunia. Di sisi lain, ketika Israel yang jelas-jelas mengembangkan nuklir dalam bidang persenjataan tidak pernah diapa-apakan. Di sinilah kelicikan Amerika dalam mengambil kebijakan atas perkembangan tekknologi nuklir. Dengan berbagai dalih, negara super power itu melakukan berbagai intimidasi terhadap negara yang dianggap akan menyainginya.

Ulah sewenang-wenang tersebut bukan hanya mengecewakan negara yang diintervensi secara langsung. Rusia danChina saat ini sedang menyusun kekuatan untuk mengunggulinegera adidaya tersebut. Rusia sempat bersitegang dengan musuh bebuyutannya itu, saat pesawat Shukoi jatuh di Gunung Salak. Kecelakaan itu diperkirakan sebagai tindakan sabotase yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Menanggapai berbagai gejolak yang terjadi di Timur Tengah, Putin menganggap bahwa kerusuhan yang melanda negara-negara tersebut pada dasarnya adalah akibat dari ulah negara adidaya tersebut. “Mereka sudah menciptakan suasana kacau di banyak negara dan sekarang melanjutkan kebijakan yang sama di negara lain, termasuk Suriah”. Demikian pernyataan Putin di dalam sebuah media online (29/9).

Sikap Indonesia

Indonesia benar-benar konsisten menggunakan prinsip bebas aktif dalam menentukan sikap terhadap kebijakan amerika. Namun yang disayangnya, bangsa yang besar ini nampaknya lebih banyak mengambil jalur aman dibandingkkan dengan mengambil jalan tegas menentang kebijakan Amerika. Jalur aman tersebut bukan berarti tanpa resiko, karena negeri ini harus mengalami begitu banyak kerugian sebagai akibat intervensi negara adidaya tersebut. Salah satu yang paling mencolok adalah ketidakberanian pemerintah Indonesia mengambil alih perusahaan Freeport dari tangan Amerika. Perusahaan tersebut jelas-jelas telah melakukan berbagai pelanggaran yang mendorong adanya berbagai kerusuhan di daerah Papua. Karena hasil pertambangan itu lebih banyak dibawa ke negara adidaya dibanding untuk kesejahteraan rakyat di sekitar perusahaan itu.

Pemerintah Indonesia juga nampaknya lebih pro kebijakan Amerika, meskipun rakyatnya sendiri harus dikorbankan. Lahirnya isu-isu terorisme di negeri ini sebenarnya adalah sebuah rekayasa besar yang dilakukan oleh para elit politik yang ingin mendapatkan nama baik, atau paling tidak ingin mengalihkan isu-isu negatif yang menjerat mereka. Meniru model Amerika, terorisme mereka ciptakan sendiri sebagai upaya mendapatkan kepercayaan rakyat. Model-model politik seperti ini adalah model yang digunakkan oleh CIA di dalam meruntuhkan negara-negara Timur Tengah. Pemerintah Amerika tidak segan-segan membunuh sebagian wargannya sendiri dengan meruntuhkan gedung WTC untuk mendapatkan legitimasi melakukan penyerangan terhadap Iraq waktu itu.

Model pencitraan yang digunakan pemerintahan kita nampaknya meniru model yang digunakan di Amerika Serikat. Dalam kaitannya dengan kebijakan luar negeri Amerika selalu mencoba melakukan sesuatu atas nama keamanan global, padahal semua tidak lepas dari kepentingan politik untuk menguasai negara lain. Demikian juga di negeri ini, saat salah satu golongan yang berkuasa dalam posisi terjepit karena berbagai kecurangan yang sudah ditahui rakyat, maka dengan segala upaya akan dilakukan untuk mengalihkan perhatian, syukur-syukur bisa memperbaiki citra bobrok mereka. Salah satu cara paling mencolok adalah melakukan siasat “darurat”. Menciptakan kondisi darurat karena berbagai ancaman nasional yang dapat mengalihkan perhatian media atas kebobrokan golongan tertentu. Inilah strategi kotor yang dilakukan oleh para penguasa di negeri ini. Wallahua’lamubishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun