Sebagai, memori sebagai Resistensi: Penekanan pada "Kelingan" (mengingat) menunjukkan pentingnya memori kolektif sebagai bentuk perlawanan terhadap penghapusan sejarah. Yang tentu, merunut, upaya kronologi sebagai metode di dalam penggunaan istilah "kronologi" menunjukkan pendekatan sistematis dalam menganalisis dan menyajikan dampak feodalisme melalui seni. Yang mentransformasi kesadaran yakni, di dalam judul ini mengimplikasikan bahwa seni kritis tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk mentransformasi kesadaran audiens tentang realitas sosial.
Secara keseluruhan, judul ini merangkum sebuah pendekatan yang kuat dalam menggunakan seni sebagai alat untuk kritik sosial, memadukan elemen-elemen lokal dengan isu-isu universal, dan mengajak audiens untuk merefleksikan dan mengkritisi struktur kekuasaan yang ada. Ini menunjukkan bagaimana seni dapat menjadi katalis perubahan sosial dengan membangun kesadaran kritis melalui narasi yang kuat dan relevan.
Referensi yang relevan untuk topik ini meliputi:
1. Bourdieu, Pierre. (1993). The Field of Cultural Production. Columbia University Press.
2. Spivak, Gayatri Chakravorty. (1988). Can the Subaltern Speak? Macmillan.
3. Scott, James C. (1985). Weapons of the Weak: Everyday Forms of Peasant Resistance. Yale University Press.
4. Freire, Paulo. (1970). Pedagogy of the Oppressed. Continuum.
5. Wessing, Robert. (1997). The Village as Idea: Constructs of Village-ness in Banyuwangi, East Java. Journal of Southeast Asian Studies, 28(2), 329-348.
6. Heryanto, Ariel. (1988). The Development of "Development". Indonesia, 46, 1-24.
7. Sutton, R. Anderson. (1991). Traditions of Gamelan Music in Java: Musical Pluralism and Regional Identity. Cambridge University Press.
8. Sears, Laurie J. (1996). Shadows of Empire: Colonial Discourse and Javanese Tales. Duke University Press.
9. Becker, A. L. (1995). Beyond Translation: Essays toward a Modern Philology. University of Michigan Press.
10. Hatley, Barbara. (2008). Javanese Performances on an Indonesian Stage: Contesting Culture, Embracing Change. NUS Press.
Terakhir, saya ingin menggambarkan wacana ini dalam bentuk karya rekaan puisi dalam realisme :
"Kula Kelingan "Si Mbok Sing Kelengan Sawah"
Suatu Dampak Feodalisme, Dalam Lirik Kronologi Seni Kritis".
Tanah merah bergelombang, menari dengan angin
Si Mbok berdiri terpaku, mata berkaca-kaca
Sawah hijau kini hanya kenangan
Tangan-tangan rakus telah merenggutnya
Kula kelingan, oh kula kelingan
Suara gemercik air di pematang
Bulir padi menguning di bawah mentari
Kini hanya sisa-sisa impian yang terbuang
Feodalisme baru menjelma
Berkedok pembangunan dan kemajuan
Si Mbok hanya bisa menghela nafas
Menyaksikan tanahnya menjadi gedung-gedung menjulang
Dalam bait-bait lagu ini kutulis
Kronologi kehilangan dan keputusasaan
Seni kritis menjadi senjata melawan lupa
Suara-suara kecil yang terbungkam waktu
Ingatlah, oh ingatlah selalu
Si Mbok yang kehilangan sawahnya
Bukan sekadar cerita masa lalu
Tapi peringatan untuk masa depan kita