Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ketahanan Sastra terhadap Informasi, sebagai Fileterisasi Hoaks

14 September 2024   15:26 Diperbarui: 14 September 2024   15:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Bahasa dan Retorika: Canon sastra menyajikan contoh-contoh penggunaan bahasa yang kuat dan efektif. Pemahaman ini membantu pembaca dalam mengenali penggunaan bahasa yang manipulatif atau menyesatkan dalam informasi sehari-hari.
2. Simbolisme dan Alegori: Karya-karya sastra kanon sering menggunakan simbolisme dan alegori. Kemampuan untuk memahami makna tersembunyi ini berguna dalam menginterpretasikan pesan-pesan kompleks dalam lanskap informasi modern.
3. Nilai-nilai Universal: Canon sastra sering mengeksplorasi nilai-nilai universal dan dilema etis. Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai ini membantu dalam mengevaluasi kredibilitas dan etika dari berbagai sumber informasi.

Implementasi Canon Sastra dalam Membangun Ketahanan Informasi

1. Pendidikan: Memasukkan studi canon sastra dalam kurikulum pendidikan dapat membantu membangun fondasi yang kuat untuk literasi informasi.
2. Diskusi Publik: Mendorong diskusi publik tentang karya-karya sastra kanon dapat meningkatkan kesadaran kritis masyarakat.
3. Kontekstualisasi Kontemporer: Mengaitkan tema-tema dalam canon sastra dengan isu-isu kontemporer dapat membantu dalam memahami dan menganalisis fenomena informasi modern.
4. Pengembangan Canon yang Inklusif: Memperluas canon untuk mencakup suara-suara yang lebih beragam dapat memperkaya perspektif dan meningkatkan ketahanan terhadap narasi tunggal.


Canon sastra bukan hanya koleksi

Canon sastra bukan hanya koleksi karya-karya besar dari masa lalu, tetapi juga merupakan sumber daya yang hidup dan relevan untuk membangun ketahanan informasi. Dengan memanfaatkan kekayaan pemikiran, narasi, dan analisis yang terkandung dalam canon sastra, kita dapat membekali diri dengan alat-alat yang diperlukan untuk menavigasi lanskap informasi yang kompleks dan sering kali menyesatkan di era digital ini. Mengintegrasikan studi canon sastra ke dalam upaya membangun literasi informasi bukanlah solusi instan, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam membangun masyarakat yang lebih kritis, empatik, dan tahan terhadap manipulasi informasi. Dalam menghadapi tantangan era post-truth, mungkin sudah waktunya kita kembali ke kebijaksanaan yang terkandung dalam halaman-halaman karya sastra besar yang telah bertahan dalam ujian waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun