Panorama Malam.
foto foursquare
1/
Malam gelap dekat dangau lukaÂ
kilau peri menerangi
Jantung kesuyian;
melodi lembut menumpahi kenangan;
Dan,
ada beberapa air menetas hujan; dari balik aroma yang dingin
hening di kesunyian;
serangga tergangau sendiri;
dan pohon jambu menitik sedikit-sedikit mendung;
yang samar pada lekuk langit yang kelam
dia mungkin sebatang pohon jambu yang menangis
getah-getahnya di bulir di kafe-kafe;
Untuk mempermanis pergunjingan
:
"kemerdekaan ini ternyata duka;"
"dan, "coba, lihat saja, luka-luka ini,"
"adalah kebebesan dari hidup dan kehidupan"
2/
Setahun, kisah itu berkelabu,
yakni, dongeng pauk dangau di danau itu;
mengisahkan, seorang lelaki
Yang tenggelam dalam - perkasanya, cinta
dalam dilema tragedi;
Kini dia membuat takut orang-orang,
sebab hantunya yang telah menjadi mitosÂ
pergunjingan sana-sini, - bak arwah sasar;
menepikan dendang yang kerap;
dinyanyinya setiap kelam datang.
- Di sini di bawah atap rindu ini tempat rebah segala mimpinya;
dan aku masih tak mengetahui - manakah ?
yang lebih kasih ?
Kehidupan, ?
atau; luka tragedi dan kematian ?
Kemudian:
Kepala seekor ayam; yang di sembelih menjadi gulai;
membuat mimpi buruk; berkokok; di jelaga air;
membuat terjaga insan yang berdo'a.
A.W. Al-faiz
Bandar Lampung, 13 September 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H