Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menceritakan Kota yang Bising & Sunyi Pedesaan

7 September 2024   18:55 Diperbarui: 7 September 2024   19:05 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suaramu; hingar  
bingar kritik
terhadap kekuasaan;
Tapi, di desa mereka
tercekik sepi; September  
 
Kota, bagaikan raksasa dalam The Capital, Marx
* atau; manusia dan suprahuman Freud
Bangku sekolah yang dulu sejajar;

di sana, 

kita sama bodohnya dengan kunang-kunang;


saat waktu; dan tubuh tarian Elvis Persley;
Menindihku; dalam tarian popular;  
 
Menyesatkan;
Suaramu; hingar bingar kritik  
terhadap kekuasaan; ?
Tapi, di desa mereka tercekik sepi;
 
Gracias!
"Terimakasih" - atas lorca dan,
kematian yang panjang dan melenguh ini.
Tempat sebuah pulau
para orang-orang hutan kembali menjadi serakah.
 
Bunga-bunga di atas batu; dan catatan jelitamu;
Selayaknya rumah tempat kembali dulu.

07/09/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun