Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tipografi Angka: Asumsi Bahasa Logis dan Non-Logis

24 Agustus 2024   09:44 Diperbarui: 24 Agustus 2024   09:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tipografi Angka: Dan Asumsi Bahasa Logis Dan Non-Logis

re-source picture. vektor kades


Pendahuluan.

Tipografi angka, sebuah aspek khusus dalam desain tipografi, memiliki peran unik dalam representasi visual informasi numerik. Namun, di balik bentuk-bentuk yang tampaknya objektif ini, terdapat asumsi-asumsi bahasa yang kompleks, baik yang bersifat logis maupun non-logis. Esai ini akan mengeksplorasi hubungan antara tipografi angka dengan asumsi-asumsi bahasa tersebut, serta implikasinya terhadap pemahaman dan interpretasi informasi numerik.

Tipografi Angka: Bentuk dan Fungsi

Tipografi angka memiliki beberapa karakteristik unik:

1. **Lining Figures**: Angka yang sejajar dengan huruf kapital, sering digunakan dalam teks formal.
2. **Old-Style Figures**: Angka dengan ascender dan descender, memberikan kesan lebih organik.
3. **Tabular Figures**: Angka dengan lebar yang sama, ideal untuk tabel dan data finansial.
4. **Proportional Figures**: Angka dengan lebar yang bervariasi, lebih natural dalam teks.

Pemilihan gaya tipografi angka ini tidak hanya mempengaruhi estetika, tetapi juga cara informasi numerik dipersepsi dan diinterpretasi.

Asumsi Bahasa Logis dalam Tipografi Angka

Tipografi angka sering diasumsikan mewakili bahasa yang logis dan objektif:
1. **Presisi**: Bentuk angka yang jelas dan terukur menyiratkan akurasi dan ketepatan.
2. **Universalitas**: Sistem angka Arab dianggap universal dan bebas dari ambiguitas linguistik.
3. **Kuantifikasi**: Angka memungkinkan kuantifikasi yang eksak, mendukung pemikiran logis dan analitis.
Asumsi-asumsi ini memperkuat persepsi bahwa informasi numerik bersifat objektif dan bebas dari bias interpretasi.

Asumsi Bahasa Non-Logis dalam Tipografi Angka.

Namun, tipografi angka juga mengandung asumsi bahasa non-logis:

1. **Nilai Kultural**: Bentuk angka dapat memiliki konotasi kultural yang berbeda-beda.
2. **Emosi dan Persepsi**: Gaya tipografi dapat mempengaruhi respons emosional terhadap data numerik.
3. **Bias Kognitif**: Presentasi visual angka dapat memicu bias kognitif seperti efek framing.
4. **Metafora Visual**: Angka sering digunakan sebagai metafora visual, melampaui makna numeriknya.

Asumsi-asumsi non-logis ini menunjukkan bahwa interpretasi informasi numerik tidak selalu murni rasional.

Interaksi Logis dan Non-Logis.

Tipografi angka berada di persimpangan antara asumsi logis dan non-logis:
1. **Keseimbangan Fungsional-Estetis**: Desainer harus menyeimbangkan kejelasan numerik dengan daya tarik visual.
2. **Konteks dan Interpretasi**: Pemahaman angka sering bergantung pada konteks linguistik dan visual.
3. **Narasi Data**: Tipografi angka berperan dalam "bercerita" melalui data, menggabungkan logika dengan narasi.

Implikasi dan Aplikasi.

Pemahaman tentang asumsi bahasa dalam tipografi angka memiliki berbagai implikasi:

1. **Desain Informasi**: Menciptakan visualisasi data yang lebih efektif dan bertanggung jawab.
2. **Literasi Numerik**: Meningkatkan pemahaman publik tentang bagaimana angka dipresentasikan dan diinterpretasi.
3. **Komunikasi Ilmiah**: Memperbaiki cara data ilmiah dikomunikasikan kepada audiens yang beragam.
4. **Etika Data**: Menyadari potensi manipulasi persepsi melalui presentasi visual data numerik.

Tipografi.

Tipografi angka bukan hanya tentang desain visual, tetapi juga tentang bahasa, logika, dan persepsi. Asumsi-asumsi bahasa logis dan non-logis yang melekat pada tipografi angka mempengaruhi cara kita memahami, menginterpretasi, dan merespons informasi numerik. Dengan memahami kompleksitas ini, kita dapat merancang dan menginterpretasi representasi numerik dengan lebih kritis dan efektif, menghargai baik aspek logis maupun non-logis dari komunikasi numerik. Penelitian lebih lanjut dalam bidang ini dapat mengeksplorasi bagaimana perkembangan teknologi digital dan media baru mempengaruhi persepsi dan interpretasi tipografi angka, serta implikasinya terhadap komunikasi data dalam era informasi yang semakin kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun