# Sifat "Jaiz" Lillah: Analisis Konsep Teologis dalam Islam.
Oleh : A.W. al-faiz
## Pendahuluan
Dalam teologi Islam, pemahaman tentang sifat-sifat Allah SWT merupakan aspek fundamental yang membentuk landasan keimanan seorang Muslim. Di antara berbagai sifat yang dibahas dalam ilmu kalam (teologi Islam), sifat "Jaiz" Lillah menjadi topik yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Esai ini bertujuan untuk menganalisis konsep sifat "Jaiz" Lillah, implikasinya dalam pemahaman teologis, serta relevansinya dalam konteks kehidupan umat Islam kontemporer.
## Definisi dan Konsep Dasar
Sifat "Jaiz" Lillah, yang secara harfiah berarti "yang diperbolehkan bagi Allah", merujuk pada kebebasan mutlak Allah SWT dalam bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. Konsep ini menegaskan bahwa Allah tidak terikat oleh kewajiban atau larangan apapun, karena Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta.
## Analisis Teologis
### 1. Kebebasan Mutlak Allah
Sifat "Jaiz" Lillah menekankan bahwa Allah memiliki kebebasan mutlak dalam segala tindakan-Nya. Ini berarti:
- Allah dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai kehendak-Nya.
- Tidak ada kewajiban bagi Allah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
### 2. Hubungan dengan Sifat-sifat Allah Lainnya
Sifat "Jaiz" Lillah berkaitan erat dengan sifat-sifat Allah lainnya, seperti:
- Al-Qudrah (Maha Kuasa): Kebebasan Allah berkaitan dengan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
- Al-Iradah (Maha Berkehendak): Kebebasan Allah merupakan manifestasi dari kehendak-Nya yang mutlak.
### 3. Implikasi Teologis
Pemahaman tentang sifat "Jaiz" Lillah memiliki beberapa implikasi teologis: