Oleh : A.W. al-faiz
Â
"Paman Doblang Apa Katamu ? : "Kesadaran Adalah Matahari Kesabaran Adalah Bumi" Â Dan Perjuangan Adalah Pelaksanaan Kata-kata." Â
(Dikutip, dari, Paman Doblang, Katata Takwa & W.S Rendra).
Â
"Mandilog" (Manifestasi, Diferensiasi, dan Integrasi Logis).
 Dicetuskan oleh Tan Malaka, sang revolusioner yang lebih suka bermain catur dengan ide-ide daripada dengan bidak-bidak kayu. Mandilog adalah cara berpikir yang mengajak kita untuk melihat bagaimana, manifestasi dalam mewujudkan ide menjadi kenyataan, seperti mengubah mimpi tentang kemerdekaan menjadi proklamasi yang membuat penjajah kelabakan.
Suatu Subtitusi Yang terintegrasi dalam ranah Mandilog ialah, diferensiasi dalam Membedakan hal-hal penting, misalnya antara perjuangan sejati dan sekadar akting heroik di depan kamera. Yang adalah Merupakan sintesa dari Integrasi Logis dengan menyatukan berbagai pemikiran secara masuk akal, bukan seperti mencampur gado-gado dengan es krim.
Â
"Mandimadu".
Saya berpikir dengan mengarah pada suatu kebalikan kesan dari Mandilog, yang sangat-sangat serius dalam mengilhami realitas dalam dialektika objektifnya, menyokong dan di dalam menyoal suatu kontekstuasi metodelogis berpikir nyata, dengan berpikir menyoal kenyataan sebagai bahasa convergensi dari realitas faktual, hitoris dan juga memiliki sistem pembuktian logis dalam anolginya. Sebuah filosofi hidup yang mungkin dicetuskan oleh seorang filsuf imajiner bernama "Pak Gembul" yang lebih suka duduk-duduk santai di teras rumah. Mandimadu mengajak kita untuk, sekedar lintas mengahadapi kejenuhan dan kepenatan kehidupan dalam realitas objektif berpikir. Falsafah filosofis yang mengangkat dimensi sederhana dari prilaku kehidupan. Yang salah satu sitem dan mekanisme dilektikanya adalah yakni, Mandi, Membersihkan diri dari pikiran-pikiran rumit. Kalau bisa sekalian berendam sampai ideologi menguap. Tradisi terkait habit atau prilaku manusia sebagai dalam koptasi, penyederhanaan kekotoran dimensi pikiran yang kotor oleh kepenatan. Subjek selanjutnya, adalah Madu yakni, Mencari yang manis-manis dalam hidup. Kenapa repot-repot dengan revolusi kalau bisa menikmati secangkir teh manis ? Konotasi ini, dimana, dalam satu simpul yang bias mengenai bagaimana mansuia bertahan hidup, dan mengelola lingkungan dalam memenuhi kebutuhan dirinya.