Â
Terakhir, Dalam menghadapi kompleksitas waktu sebagai konstruksi sosial dan determinasi objektif-subjektif, kita justru kemudian, diundang untuk mengadopsi perspektif yang lebih nuansir dan dialogis. Alih-alih terjebak dalam dikotomi, pemahaman kontemporer tentang waktu perlu mengakui interplay dinamis antara aspek-aspek objektif dan subjektif, individual dan kolektif, serta fisik dan metafisik dari pengalaman temporal. Dan mencoba bereksperimen, tentang hal-hal mengenai Narasi epik tentang "reason of age" dan evolusi sistem nilai dalam konteks ini menjadi sebuah cerita tentang adaptasi manusia terhadap berbagai skala dan konsepsi waktu. Ini bukan lagi tentang memilih antara tradisi dan inovasi, melainkan tentang bagaimana mengintegrasikan keduanya dalam pemahaman yang lebih holistik tentang temporalitas manusia.Â
Dan pada Akhirnya, juga tantangan bagi individu dan masyarakat kontemporer sebagai siklus interprestasi waktu adalah mengembangkan 'kecerdasan temporal' --- kemampuan untuk bernavigasi dengan fasih antara berbagai lapisan dan dimensi waktu, dalam kontruksi interaksi sosial sebagai jembatan nilai dan, sambil tetap mempertahankan koherensi narasi personal dan kolektif dalam dunia yang semakin kompleks dan terfragmentasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H