Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Irasionalitas dan Transendensi, Sebuah Definisi Logika, Nonlogis

17 Juli 2024   21:08 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berdasarkan analisis di atas, kami mengusulkan definisi berikut untuk irasionalitas dan transendensi yang memadukan perspektif logika dan non-logis:

  1. Irasionalitas adalah fenomena yang, meskipun tidak dapat sepenuhnya dijelaskan melalui logika linear, memiliki struktur dan pola yang dapat dikenali dan dipelajari melalui pendekatan yang menggabungkan pemikiran rasional dan intuitif.
  2. Transendensi adalah aspek realitas yang melampaui batasan sistem logika formal, namun dapat dialami dan dieksplorasi melalui kombinasi analisis rasional dan pengalaman subjektif yang mendalam.

6. Kesimpulan

Makalah ini telah mengeksplorasi konsep irasionalitas dan transendensi melalui lensa logika dan non-logis. Dengan memadukan perspektif ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang fenomena yang melampaui batasan pemikiran rasional konvensional. Pendekatan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang menggabungkan metode ilmiah dengan eksplorasi pengalaman subjektif, berpotensi memperluas pemahaman kita tentang realitas dan batasan-batasan pengetahuan manusia.

Referensi

  1. Gdel, K. (1931). ber formal unentscheidbare Stze der Principia Mathematica und verwandter Systeme I. Monatshefte fr Mathematik und Physik, 38(1), 173-198.
  2. Popper, K. (1959). The Logic of Scientific Discovery. Routledge.
  3. James, W. (1902). The Varieties of Religious Experience: A Study in Human Nature. Longmans, Green & Co.
  4. Cantor, G. (1874). ber eine Eigenschaft des Inbegriffes aller reellen algebraischen Zahlen. Journal fr die reine und angewandte Mathematik, 77, 258-262.
  5. Husserl, E. (1913). Ideas Pertaining to a Pure Phenomenology and to a Phenomenological Philosophy. Martinus Nijhoff Publishers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun