Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Kancil yang Terlepas Dari Bahaya Karena Tidak Menyadari Bahaya Itu (Sang Harimau)

13 Juli 2024   17:11 Diperbarui: 13 Juli 2024   17:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Esai:

Kisah Seekor Kancil Yang Terlepas Dari Bahaya Karena Tidak Menyadari Bahaya itu (Sang Harimau).

Oleh. A.W. Al-faiz.

             Di tengah rimbunnya hutan tropis, hiduplah seekor kancil kecil yang lincah dan riang. Hari-harinya diisi dengan melompat-lompat di antara semak belukar, mencari daun-daun segar untuk dimakan, dan sesekali bermain di tepi sungai yang jernih. Kancil kecil ini hidup dengan bebas, tanpa beban, dan yang terpenting, tanpa kesadaran akan bahaya yang mengintai di sekitarnya.

Pada suatu pagi yang cerah, kancil kecil itu memutuskan untuk menjelajahi bagian hutan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dengan langkah ringan dan hati yang penuh semangat, ia melompat-lompat melewati bebatuan dan akar-akar pohon yang menjulur. Tanpa ia sadari, sepasang mata tajam mengawasinya dari kejauhan.

Sang harimau, predator paling ditakuti di hutan itu, telah mengendus bau kancil dari kejauhan. Dengan langkah yang hati-hati dan tubuh yang merunduk, harimau itu perlahan-lahan mendekati mangsanya. Setiap gerakan sang harimau penuh perhitungan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sekecil apapun yang bisa memperingatkan kancil akan kehadirannya.

Sementara itu, kancil kecil kita tetap asyik dengan perjalanannya. Ia berhenti sejenak untuk mengagumi sekelompok kupu-kupu berwarna-warni yang beterbangan di sekitar bunga-bunga liar. Kancil itu bahkan sempat tertawa kecil ketika seekor kupu-kupu hinggap di hidungnya, menggelitik dan membuatnya bersin.

Tanpa disadarinya, bersin kecil itu justru menyelamatkan nyawanya. Suara bersin yang tiba-tiba membuat sang harimau yang sudah sangat dekat terkejut dan secara refleks melompat mundur, menginjak ranting kering yang menimbulkan suara 'krak' yang cukup keras.

Kancil, yang masih tidak menyadari kehadiran sang harimau, hanya menoleh sekilas ke arah suara itu. "Oh, pasti ada hewan lain yang sedang bermain-main di sana," pikirnya polos. Tanpa rasa takut atau curiga, kancil kecil itu melanjutkan perjalanannya, melompat-lompat menjauh dari lokasi sang harimau.

Harimau, yang tadinya yakin akan mendapatkan santapan lezat, kini hanya bisa menatap mangsanya yang menjauh dengan perasaan frustrasi. Ia telah kehilangan elemen kejutan yang sangat penting dalam perburuannya. Dengan enggan, sang harimau pun memutuskan untuk mencari mangsa lain, meninggalkan kancil kecil yang masih tidak menyadari bahaya yang baru saja ia lewati.

Kisah ini menggambarkan ironi yang menarik tentang kesadaran dan ketidaksadaran. Kancil kecil kita, dalam ketidaksadarannya akan bahaya, justru berhasil melewati situasi yang mematikan. Sementara sang harimau, dengan kesadaran penuhnya akan situasi perburuan, justru gagal mencapai tujuannya.

Terkadang dalam hidup, ketidaktahuan bisa menjadi berkah tersembunyi. Kita sering kali terlalu fokus pada bahaya dan risiko yang ada di sekitar kita, sehingga kita menjadi terlalu berhati-hati dan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan hidup. Di sisi lain, terkadang dengan bersikap polos dan menikmati momen seperti yang dilakukan si kancil, kita bisa melewati tantangan hidup tanpa beban berlebih.

Namun, penting untuk diingat bahwa keberuntungan si kancil tidak bisa selalu diandalkan. Kesadaran akan lingkungan sekitar tetap diperlukan untuk kelangsungan hidup. Yang ideal adalah menemukan keseimbangan antara kewaspadaan dan kenikmatan hidup, antara kesadaran akan bahaya dan kemampuan untuk tetap menikmati setiap momen.

Pada akhirnya, kisah kancil dan harimau ini mengajarkan kita bahwa hidup penuh dengan paradoks. Terkadang, apa yang kita anggap sebagai kelemahan bisa menjadi kekuatan, dan apa yang kita anggap sebagai kekuatan bisa menjadi kelemahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi setiap situasi dengan pikiran terbuka dan hati yang ringan, seperti kancil kecil kita yang terus melompat-lompat tanpa beban, meskipun bahaya mengintai di sekitarnya.

Last edited 7 menit yang lalu

13/07/2024.

A.W. Al-faiz 

Published

Unaware Escape: The Kancil's Tale of Evading Danger - 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun