c. Dan, Sebuah Konklusi Gagasan.
Jadi, "Tuhan, apa agama rahim ibuku?" bukanlah pertanyaan yang harus dijawab secara harfiah, tetapi provokasi filosofis yang mendalam. Ini mengajak kita untuk merenungkan ketegangan antara asal-usul biologis kita dan kebebasan kita untuk mendefinisikan diri kita sendiri, menantang ide-ide esensialis tentang identitas, dan mungkin bahkan menantang cara-cara di mana masyarakat mencoba mendefinisikan kita berdasarkan biologi atau asal-usul kita.
B. Lampung,
Awe.
03/06/2024.