c. Dan, Sebuah Konklusi Gagasan.
Jadi, "Tuhan, apa agama rahim ibuku?" bukanlah pertanyaan yang harus dijawab secara harfiah, tetapi provokasi filosofis yang mendalam. Ini mengajak kita untuk merenungkan ketegangan antara asal-usul biologis kita dan kebebasan kita untuk mendefinisikan diri kita sendiri, menantang ide-ide esensialis tentang identitas, dan mungkin bahkan menantang cara-cara di mana masyarakat mencoba mendefinisikan kita berdasarkan biologi atau asal-usul kita.
B. Lampung,
Awe.
03/06/2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H