9. Penolakan terhadap Rasa Bersalah Berbasis Agama:
  - Beberapa ibu merasa bersalah karena tidak memenuhi standar agama.
  - Misalnya, bekerja daripada menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
  - Tema ini mengatakan: definisikan kesuksesan Anda sendiri sebagai ibu.
  - Tidak ada "cara yang direstui" untuk menjadi ibu yang baik.
10. Keibuan dalam Mitos dan Sains:
  - Arketip ibu ada jauh sebelum agama terorganisir.
  - Dari Dewi Bumi kuno hingga "Lucy" nenek moyang manusia.
  - Sains modern menjelaskan ikatan ibu-anak melalui biologi.
  - Hormon, gen, evolusi---bukan wahyu---membentuk keibuan.
11. Spiritualitas Personal vs. Dogma:
  - Banyak ibu merasakan yang "sakral" dalam pengalaman mereka.
  - Tapi ini sering merupakan spiritualitas pribadi, bukan dogmatis.
  - Saat melahirkan atau menyusui, beberapa merasakan keterhubungan kosmis.
  - Koneksi ini melampaui batas-batas agama institusional.
12. Merangkul Semua Ibu:
  - Seruan untuk menerima setiap ibu, tanpa syarat.
  - Kepada masyarakat: Hargai ibu di luar norma Anda.
  - Kepada institusi: Dukung semua ibu, terlepas dari iman mereka.
  - Kepada ibu sendiri: Anda berharga, dengan atau tanpa sanksi agama.
"Perempuan & Keibuan, Tanpa Suatu Persoalan Iman Agama, Di rahimnya" adalah manifesto yang kuat. Ia menyatakan bahwa sifat mendalam keibuan---cinta, perawatan, pengorbanan---tidak bergantung pada atau divalidasi oleh kerangka agama apa pun. Sebaliknya, kualitas ini muncul dari lubuk hati manusia yang paling dalam, dari biologi kita yang dibagi, dari pengalaman universal memberi kehidupan dan cinta.
Tema ini menantang kita untuk melihat melampaui label dan dogma, untuk menghargai setiap ibu dalam keunikannya. Ia mengajak kita untuk mengakui bahwa di dalam rahim setiap perempuan---apakah ia memilih untuk membawa kehidupan di sana atau tidak---terdapat potensi dan kesucian yang tidak memerlukan stempel persetujuan dari otoritas agama mana pun. Keibuan, dalam esensinya, adalah tentang manusia merawat manusia, sebuah tindakan yang dalam dan bermartabat dalam dirinya sendiri.
A.W.E.
Bandar Lampung,
03/06/2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H