Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perempuan & Keibuan, Tanpa Suatu Persoalan Iman Agama, di Rahimnya: Sebuah Manifesto Feminimisme & Universalitas; Kemanusian

3 Juni 2024   23:10 Diperbarui: 3 Juni 2024   23:31 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

9. Penolakan terhadap Rasa Bersalah Berbasis Agama:
   - Beberapa ibu merasa bersalah karena tidak memenuhi standar agama.
   - Misalnya, bekerja daripada menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
   - Tema ini mengatakan: definisikan kesuksesan Anda sendiri sebagai ibu.
   - Tidak ada "cara yang direstui" untuk menjadi ibu yang baik.

10. Keibuan dalam Mitos dan Sains:
    - Arketip ibu ada jauh sebelum agama terorganisir.
    - Dari Dewi Bumi kuno hingga "Lucy" nenek moyang manusia.
    - Sains modern menjelaskan ikatan ibu-anak melalui biologi.
    - Hormon, gen, evolusi---bukan wahyu---membentuk keibuan.

11. Spiritualitas Personal vs. Dogma:
    - Banyak ibu merasakan yang "sakral" dalam pengalaman mereka.
    - Tapi ini sering merupakan spiritualitas pribadi, bukan dogmatis.
    - Saat melahirkan atau menyusui, beberapa merasakan keterhubungan kosmis.
    - Koneksi ini melampaui batas-batas agama institusional.

12. Merangkul Semua Ibu:
    - Seruan untuk menerima setiap ibu, tanpa syarat.
    - Kepada masyarakat: Hargai ibu di luar norma Anda.
    - Kepada institusi: Dukung semua ibu, terlepas dari iman mereka.
    - Kepada ibu sendiri: Anda berharga, dengan atau tanpa sanksi agama.

"Perempuan & Keibuan, Tanpa Suatu Persoalan Iman Agama, Di rahimnya" adalah manifesto yang kuat. Ia menyatakan bahwa sifat mendalam keibuan---cinta, perawatan, pengorbanan---tidak bergantung pada atau divalidasi oleh kerangka agama apa pun. Sebaliknya, kualitas ini muncul dari lubuk hati manusia yang paling dalam, dari biologi kita yang dibagi, dari pengalaman universal memberi kehidupan dan cinta.

Tema ini menantang kita untuk melihat melampaui label dan dogma, untuk menghargai setiap ibu dalam keunikannya. Ia mengajak kita untuk mengakui bahwa di dalam rahim setiap perempuan---apakah ia memilih untuk membawa kehidupan di sana atau tidak---terdapat potensi dan kesucian yang tidak memerlukan stempel persetujuan dari otoritas agama mana pun. Keibuan, dalam esensinya, adalah tentang manusia merawat manusia, sebuah tindakan yang dalam dan bermartabat dalam dirinya sendiri.

A.W.E.
Bandar Lampung,
03/06/2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun