Epigram: Sebuah Gagasan Simbolisme Puitik, Sajak-Sajak, W.S. Rendra.
Oleh: Ahmad Wansa Al-faizÂ
Topik perbincangan puisi, adalah judul yang menarik, epigram, dan simbolisme, menggabungkan konsep sastra klasik dengan karya salah satu penyair terkemuka Indonesia. Mari kita telusuri setiap elemen:
1. Epigram:
  - Bentuk puisi singkat dan padat dari Yunani kuno.
  - Awalnya, diukir pada batu nisan atau monumen.
  - Berkembang menjadi bentuk sastra dengan ciri khas:
   - Singkat, biasanya 2-4 baris
   - Berisi pesan moral atau sindiran tajam
   - Sering menggunakan paradoks atau ironi
  - Contoh klasik: karya Martial dalam bahasa Latin.
  - Dalam sastra modern, tetap populer untuk kritik sosial.
2. Gagasan Simbolisme Puitik:
  - Simbolisme: gerakan sastra akhir abad ke-19.
  - Menekankan penggunaan simbol untuk mewakili ide abstrak.
  - Karakteristik:
   - Menghindari deskripsi langsung
   - Menggunakan metafora dan analogi
   - Menciptakan suasana dan kesan
  - Dalam puisi, simbol membuka interpretasi ganda.
  - Tokoh seperti Baudelaire dan Mallarm di Prancis.
3. Sajak-sajak:
  - Istilah Indonesia untuk puisi atau syair.
  - Menunjukkan kumpulan karya, bukan satu puisi.
  - Dalam konteks modern, "sajak" sering merujuk pada:
   - Puisi bebas (tidak terikat rima/metrum)
   - Karya yang memiliki pesan sosial atau politik
  - Era 1960-1970-an: sajak sebagai alat kritik.
4. W.S. Rendra (1935-2009):
  - Nama lengkap: Willibrordus Surendra Broto Rendra.
  - Julukan: "Si Burung Merak" dan "Nabi dari Jalan Keadilan".
  - Tokoh besar sastra dan teater Indonesia.
  - Karya puisi terkenal:
   - "Sajak Sebatang Lisong" (1960)
   - "Blues untuk Bonnie" (1971)
   - "Potret Pembangunan dalam Puisi" (1980)
  - Karakteristik puisi Rendra:
   - Kritis terhadap kondisi sosial-politik
   - Bahasa yang kuat dan langsung
   - Sering menggunakan simbolisme
   - Membela kaum tertindas
  - Juga dikenal sebagai dramawan dan aktor.
  - Mendirikan Bengkel Teater Rendra (1967).
Menggabungkan konsep-konsep ini:
1. Epigram dalam Karya Rendra:
  - Meskipun dikenal dengan sajak panjang, Rendra juga menulis puisi pendek.
  - Beberapa karyanya memiliki kepadatan dan ketajaman epigram.
  - Contoh: "Sajak Orang Kepanasan" - kritik singkat namun menusuk.
2. Simbolisme Puitik Rendra:
  - Sering menggunakan alam sebagai simbol (mis., burung merak).
  - "Sajak Sebatang Lisong" - rokok sebagai simbol kebebasan.
  - "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" - pelacur mewakili kaum tertindas.
3. Epigram dan Simbolisme:
  - Keduanya mengandalkan ketidaklangsungan.
  - Epigram menggunakan ironi, simbolisme menggunakan metafora.
  - Tujuan: menyampaikan pesan mendalam dalam bentuk ringkas.
4. Rendra dan Kritik Sosial:
  - Epigram klasik sering digunakan untuk sindiran.
  - Rendra menggunakan simbolisme untuk kritik halus.
  - Namun, ia juga terkenal dengan kritik langsung yang "epigramatik".