Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lingla Lingua. (Wien).

23 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 23 Maret 2024   14:14 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

LINGLA LINGUA. (Wien).

0.
Seekor monyet menulis puisi berjudul
Lingla lingua;

Seorang pakar bicara teori tentang sampah
Seorang Gajah bersumpah palapa

Seorang anak kecil ingin THR
-
1.
Bulan malam berpuasa
Berganti nama menjadi Ramadhan

Kemarin kita, bersangka-sangka
Cukup satu dayung bahatera saja mengarung dunia
Meraung buasnya harimau semudera

3.
Petak-petak dadu bangunan kamar kerja
Berguling-bergulung pada kemungkinan ;
Tak ayal orang pagan mengundi nasib.

Nun jauh di sana
Syin, sa', sod, dot, to' ;
Penyair berpuisi kekasih yang pergi

Pelita padam bara birahi
Jendela hanya tinggal luka di dada

4.
Seorang penyair berjalan di atas aksara pikirannya;
Dia bilang;
Lingla lingua; "Hanya dengan mengingat dirimu sebagai manusia berakal, engkau menjadi lupa; kepada-Nya;
Segala, rupa wujud jadi akal semata;
Padahal apa bedanya dagingmu dan tubuhmu dengan
Seekor monyet. Tal ayal !?
- berjalan seperti hewan.

Sang monyet yang menggenggam cintanya. -
Meski tanpa busana, dia tak merusak kehidupan ulat sutra
Atau wol domba. Yang jadi mantel ;
Seorang aktris jelita.

5.
Seekor monyet menulis puisi berjudul
Lingla lingua;

Terkadang sayangku engkau hanyalah
Hantu bagi nafsul barahku.

23/03/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun