PROPOSAL SITUS RUMAH KACA DAN GLOBAL WARMING.
OLEH : AHMAD W. AL-FAIZ
     ABSTRAK.
  Seekor ular dalam kategori satwa lindung, yang terbentuk oleh siklus alam yang berlangsung secara ekologis.
 "Pertanyaan yang sama terlintas dibenak saya seperti juga anda sekalian, bagaimana dia sampai di sana dan menjadikan habitat suatu wilayah geografis?"
   Berbeda, dengan apa yang pernah di tulis oleh Aftizal Malna sebagai rekondisi bahasa kemanusian sebagai bahasa pengetahuan, dalam ktitik yang menggunankan nada serupa "Proposal Berlin" : penghancur perpustakaan. Yang menjembatani ruang pengetahuan sebagai upaya dekonstruktif akan progresifitas terhadap keseimbangan lingkungan atau pun ekologis.Â
Sebagai eksperimental dari linguistif filosofi yang logis. Bahwa, bahasa manusia adalah bahasa yang kultural dan kebudayaan dalam struktur yang insanity, dalam kegilaan akan ambisi makna-makna nilai kebenaran yang tidak manusiawi pada akhirnya layaknya sebuah mesin penghancur (nilai) dan spirit keberadaan-Nya, "tuhan" di dalam ruang kehidupan sakral manusia, sebagai upaya materialistik dalam realisme-realisme, yang utopia.Â
  Kembali pada narasi yang super proper  dalam propose sebagai proposi gagasan ekologis yang bijak, sebuah nomenklatur, dalam tradisi, parameterial, isue lingkungan oleh para ahli dan ilmuwan, dalam menanggapi suatu gejala dekintruksi alam oleh celah atsmosfer bumi yang diperkirakan mengalami suatu kerusakan dalam sistem tata surya.Â
Yang, mengakibatkan, banyaknya, penyimpangan ekologis sebagai gejala alam, termasuk akibat dari pembabatan hutan, dan termasuk juga, yang berakibat pada suatu siklus abnormal dari fase pergantian musim yang tidak elegan. Dan termasuk pada pengaruh prilaku makhluk hidup, manusia hewan dan oleh sebab, disebabkan, adanya suatu degradasi sistem alam dan lingkungan ekologis atas kebutuhan manusia terhadap ruang hidup. - mencatat, sebagian banyak dan besar perubahan sistem termasuk kondisi sakral nilai-nilai religius di tingkatan penganut agama.
  Rumah kaca adalah sekian banyak dari suatu skup terminologi dari apa yang disebut sebagai global warming, sebagai upaya mendesaingn kemabali tatanan kehidupan, manusia pada rekondisi yang secara alami pada interprestasi yang stabil di masanya. Yang menggeser kembali, kontekuasi kindisi alami ekologis alam dan lingkungan, secara persuasi dengan memberi paru-paru baru, pada jenjang sistem pernafasan bumi kepada situasi yang menyaring pencemaran dan polusi udara sebagai gejala dari sekian gejala yang ada, oleh terjadinya global warming in, coditions - atau di dalam kondisi dan situasi terhadap rusaknya sumberdaya ketahanan makhluk hidup, oleh rusaknya ketahanan bumi terhadap filterisasi tata surya dari sutuasi pergeseran dan pergerakan orbit tata surya yang tidak pada tempatnya atau di dalam orbitnya, sebagai siklus alam semesta dan lingkungan.
SEBUAH KESAN ASTRONOMI DI BULAN RAMADHAN.
   DIMANA, kemudian perdebatan sepektrum pendekatan metodologis pun menjadi suatu perbedaan tajam yang meruncing oleh sebab, artikulasi dari isue global dari global warming, sehingga ketahan metodelogis dalam pendekatan persolan, penetapan awal puasa, diantara hisab dan ru'yat, dapat berbeda dalam arbitrase selisih dari hasil implementasi keduanya, menemui jurang tajam atas fenomena tersebut.Â
Dimana, pada akhirnya, hal yang menjrmbatani akan kedua pendekatan metodologis tersebut adalah menggabung keduanya sebagai suatu konklusi atau kesimpulan akhir sebagai jalan yang moderasi atau wasati atau upaya jalan tengah yang menengahi perbedaan atas kesamaran, sebagai maslahat, dalam mencari titik kesamaan dari kebenaran atas ketetapan masuknya bulan suci Ramadhan di Nusantara.
SEBAGAI PROJEK PENDANAAN YANG ILMIAH.
  Bagaimanapun, hal ini tidak terlepas akan kaitannya sumberdaya dari ketahanan akan sumberdaya nilai terhadap pembangunan lingkungan dan ekologis, serta serta kepedulian lingkungan, dan juga kesadaran habitat kemanusian kita yang berada di bumi. Sebagai situs yang menjembatani spirtualitas dan metality of ecologi health awarenes.Â
Dan metafisis, sekaligus adalah reason of good will dalam kriteria dan kategori, moral dan etika secara ontologis dalam merespons jembatan soslusi masalah kehidupan manusia sebagai terminologi moral a ware, atau care, dalam klaritas - manusia dalam habitat bumi sebagai ibu dari manusia dan kemanusian itu sendiri dalam prototype, siklus lingkungan yang berputar pada terurainya, segala kejahatan lingkungan.
5/16 W.I.B. 21/03/2024.
A.W.E.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H