1/
Burung-burung yang eksodus ke kota
Migrasi adalah kedangkalan ekologis yang bergeser
Merambah akibat habitat telah di serang agresi
Sekawanan binatang berbaju rapih
Berjas meski tanpa dasi
Takhayul tetang pembangunan yang tidak memahami
Habitat ekologis lingkungan menggeser purna rupa wajah dari alam - tanpa tahu esok kan kehilangan harga nyawa
Sebab, burung-burung itu, hantu ruh yang tak kenal kasihan
Banyak nian orang berpakaian rapih
Yang doyang dan senang dengan takhayul :
Isi perut dengan hamparan daging tanah tembikar
2/
Sudah sejak dahulu juga rupanya -
Yang diam terkadang hilang punya rencana menyingkirkan
Kehidupan - saling berjajnji dengan tawar-menawar
Lusinan angan-angan membayar hutang :
Seorang telah susupi sebagai alibi
Sayang dia tak pandai durhaka kepada iblis dan dosa
3/
Burung terbang dan takhayul uang
Dan pembanguan - menukar harga dirinya :
Dengan, kesalahan orang lain dan masa lalu
Hutang dosa - demi mimpi.
Yang tak kunjung usai untuk di tukar
Nyawa sendiri pertaruhan yang sejak dahulu
Telah di panjatkan di dalam do'a :
Tuhan, katanya, "aku ingin masuk neraka".
Kun kata "Tuhan"
Maka, "yakunu."
Ambil air dari bawah dasar diriku;
Biar tak sadar ; menyimpan air di lumbung diri sendiri
Di dalam batu. - hanya hiasan sampah-sampah plastik
Yang tak akan pernah terurai dari waktu-ke waktu.
Dari zaman-ke zaman oleh keserakahan.
13/03/2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H