Sebuah amplop yang aku kirim padamu:
Berisi, nalar dari,
Asam suratmu :
Yang kita tulis sebagaiÂ
penderitaan - keresahan dan kegelisahan
Dimana tak kutemu suatu yang mendasar akan makna dari bahagia dan huga kesedihan yang berlalu. -
Kemana, hendak aku katakan perihal udara batin yang paru dalam separuh hembusan-hembusan kecil nafas kipas angin yang irasi berpikir pada jembatan rasio - Â bagai badai yang tak juga terbayar kerinduan-kerinduan yang entah macam apa bentuknya dalam kenyataan.
Lahir dari dimensi yang pure, semua orang suka makanan dan hidangan yang nikmat. Memenuhi hari-hari dan jamuan malam.
Mengisi waktu dan jarak menunggu kekalahan yang tertunda.
B. Lampung, 2024.
A. W. al-faiz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H