Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabut Pagi Hari

9 Januari 2024   05:20 Diperbarui: 9 Januari 2024   05:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam rahim yang tak hendak kulepaskan -
Nyatanya, aku tetap berjalan ke rahim yang selanjutnya pada ruas sisi dan sudut bumi -
Engkau berdiri dalam cerita. Sejarah kaummu -
Sebagai manusia yang lainnya.

Mungkin ada hikmah setetes untuk dapat

Ku tempuhi kembali safirku - mengejar bayang-bayang ilusi kabut pagi hari.

Mungkin ada yang engkau maknai sebagai pertemuan?

- mungkin ini suatu jawab dari ruang yang kuketuk - menatap dahaga pada bibir kering. Selakasa gelas jernih senyummu - menjadi mata air membasuh fatamorgana.

Dan lelah.


B. Lampung, 2023.
A.W. al-faiz.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun