Dalam rahim yang tak hendak kulepaskan -
Nyatanya, aku tetap berjalan ke rahim yang selanjutnya pada ruas sisi dan sudut bumi -
Engkau berdiri dalam cerita. Sejarah kaummu -
Sebagai manusia yang lainnya.
Mungkin ada hikmah setetes untuk dapat
Ku tempuhi kembali safirku - mengejar bayang-bayang ilusi kabut pagi hari.
Mungkin ada yang engkau maknai sebagai pertemuan?
- mungkin ini suatu jawab dari ruang yang kuketuk - menatap dahaga pada bibir kering. Selakasa gelas jernih senyummu - menjadi mata air membasuh fatamorgana.
Dan lelah.
B. Lampung, 2023.
A.W. al-faiz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H