- sebuah adiksi dari puisi dan argumentasi.
"Kau, tahu?!"
Aku Makan Sampai Mati:
Di alam dunia, di alam barzah, di alam akhirat:
Makan, apa saja!
Makanan spiritual. Makan do'a, makan syafaat rasul. Makan, cinta. Makan, ilmu - pelajaran, matematika, dan semua hal lain sebagainya.
Sebab otakku lapar, mengambil hasil menjadikannya suplemen kehidupanku. Dari intisarinya, dan menyisakan ampasnya. - makan waktu bahkan, Di dalam Sejarah menjadi singkat, dalam jenjang ruang waktu yang sebentar.
Sebentar!
Dimana, kakus tempat membuang, hasil berpikir yang tak perlu, "ya, cuma Ampas!" "Kau! Tahu?!" Subtansinya telah ada dan tercipta saat kelahiranku ke dunia sebagai anak yang yatim dari - tuhan - dari ibu dan ayah kandung pengetahuan - kepapa-an dan kemiskinan yang hanya perasaan yang sesat saja.
Sebentar, dimana temlat jongkok itu?!
Tempat, nongkrong sambil ngopi anak-anak sepertiku.
Bandar Lampung, 2023 Desemeber 25
A. W. al-faiz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H