Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Makan Sampai Mati

26 Desember 2023   06:18 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Makan Sampai Mati.

- sebuah adiksi dari puisi dan argumentasi.

"Kau, tahu?!"

Aku Makan Sampai Mati:

Di alam dunia, di alam barzah, di alam akhirat:

Makan, apa saja!
Makanan spiritual. Makan do'a, makan syafaat rasul. Makan, cinta. Makan, ilmu - pelajaran, matematika, dan semua hal lain sebagainya.
Sebab otakku lapar, mengambil hasil menjadikannya suplemen kehidupanku. Dari intisarinya, dan menyisakan ampasnya. - makan waktu bahkan, Di dalam Sejarah menjadi singkat, dalam jenjang ruang waktu yang sebentar.

Sebentar!
Dimana, kakus tempat membuang, hasil berpikir yang tak perlu, "ya, cuma Ampas!" "Kau! Tahu?!" Subtansinya telah ada dan tercipta saat kelahiranku ke dunia sebagai anak yang yatim dari - tuhan - dari ibu dan ayah kandung pengetahuan - kepapa-an dan kemiskinan yang hanya perasaan yang sesat saja.

Sebentar, dimana temlat jongkok itu?!
Tempat, nongkrong sambil ngopi anak-anak sepertiku.

Bandar Lampung, 2023 Desemeber 25
A. W. al-faiz.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun