Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Padamu Jua, (Pelow Version) Sirkular-Puitika: Sebuah Komplementasi Puitik

11 Oktober 2023   03:27 Diperbarui: 11 Oktober 2023   06:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padamu Jua, (pelow version) Sirkular-Puitika : Sebuah Komplementasi Puitik.

 

Eksperimen Puisi.

Sebelumnya, sebagai eksperimen puisi, saya telah merombak definisi lengkap teks puisi Padamu Amir Hamzah, dengan sebuah komposisi pelow* yang menekankan beberapa aspek komponen, dari aransementasi putiknya. Yang, berada pada struktur implementasi orbit bunyi atau rima dalam struktur fonem, serta beberapa asumsi memisahkan dan mengambil jumlah dari, keberadaan, huruf-vocal, dan non-vokal (konsonan), dari puisi tersebut. Dalam, rima sirkular puitik, dimana parameter bunyi yang kemudian lebih mendominasi pada komposisi diksi di luar makna puisi sebagai simbol, dari strutur makna puisi baik secara semantik, atau interprestasi dari penafsiran hermeunetikanya.

Saya, tidak ingin berlebihan, dalam memaknai kesimpulan yang saya dapat sebagi eksperimen dadakan, yang idenya datang begitu saja, yang menginspirasi tulisan artikel, saya, sebelumnya mengenai kegagapan bahasa, dalam model karya 100 Tahun Kesunyian, Garcia Marquez.  tikBahwa, komplementasi dari struktur konsonan dan vokal, huruf dalam sebuah puisi merupakan komponen yang dalam polarisasi dan motif dapat, terukur, dengan mengadapatasi komposisi dalam potensi diksi pilihan dan kata, yang berbeda, sebagai unsur puitik, dalam sumbedaya metrum komposisi rimanya, sebagai denah dari alokasi matra-bunyi, dalam parameter yang kanonik dalam artikulasi pengucapan makna ditinjau dari komposisi struktural simbol.

Canonisasi Karya Terdahulu : Sebagai, Eksperimen, Dan Paremeter Sirkular & Komposisi, Penguji NIlai Puitika Suatu Karya Puisi, Koplementar.

 Jika, beberapa puisi saya yang sebagian saya tulis, dalam kapsitas komparatif untuk melihat kedudukan dari parameter yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai unsur puitiknya. Saya, rasa presfektif berdasarkan suatu paradigma, terkait dalam kanon sebagai parameter dan kapasitas refrentif suatu karya, terdahulu, sebagai barometernya, memeperlihatkan sejauh mana, tingkat dan level puisi kemudian diafrimasi sebagai, bukan nilai puitiknya, baik secara teoritik, ataupun juga, materi di dalamnya  dalam skema perbandingan karya sebelum adanya karya, yang menjadi tolak ukur karya berikutnya. Tidaklah, mungkin dilakukan dengan mudah.

Berikut, adalah versi pelow, puisi, Padamu Jua, dalam rangka melihat komposisi konsonan dan vokalnya yang terseleksi, berdasarkan asumsi puitik dari huruf vokalnya, dan konsonannya :

Padamu Jua - (Pelow Version).

Ada u Ua.

a is i is
e ala inta u i ang e bang
ulang em ali a u adamu
eperti dah ulu

 aulah andil emer ap
elita endela i alam elap
Me ambai ulang ahan
abar, etia, elalu

 atu e ahihku
A u anusia
indu asa
indu u a

 

Lalu, berikut ini, adalah, pada struktur komplementasinya dalam memberi persamaan, dan perbandingan terhadap keseluruhan karya, Puisi Padamu Jua, Amir Hamzah.

Pmj

Hbkk

Sgckhltr

Pkbkp

S

 

Kkl

Pjdmg

Lpperl

Sss

 

Skk

Km

Rr

Rrp

 

Versi asli, dalam beberapa bait, puisi tersebut, Padamu Jua, Amir Hamzah:

 

Padamu Jua*

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu

Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

 

Tentu, saja sebagai keberadaan logisnya, sebagai argumenatasi yang menjembatani, nilai dari lisensi puitiknya, sebagai keberadaan yang terukur sebagai sebuah narasi yang bersamaan, dengan pardigma dan presfektif yang coba saya bangun sebagai makna, dengan berdasarkan, tolak ukur dan landasan dari perihal puitik secara konsep dan teorinya, baik secara parameterial, ataupun sebuah bias dari upaya eksperimental dari terori-teori bahasa, saya coba pahami dalam dimensi fungsi aktif baik, personal dan kolektifitas komunal yang ada sebagai penunjang berkembangnya, bahasa sebagai suatu ruang dan struktur puisi lebih jauhnya lagi sebagai harapan. 

 

"Selamat, Mencoba!"

Source.

https://jateng.tribunnews.com/2022/03/09/puisi-padamu-jua-amir-hamzah

https://www.kompasiana.com/ahmadwalfaiz/651a804408a8b53e1316b483/padamu-jua-pelow-version

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun